Sabtu, 02 April 2011

Mengenal Sekilas "Si Kecil Biru" yang Menakjubkan

     Ada sebuah kisah menarik mengenai sebuah rumah tangga di Amerika Serikat yang berhubungan dengan "si kecil biru" ini.
    Hanya karena sebutir pil, pasangan yang semula harmonis menjadi berantakan sampai harus berperkara di pengadilan. Simaklah kisah jutawan New York, Frank Bernardo (70) dan teman hidupnya, Roberta Burke (63) Menurut penuturan Burke, sejak 1994 suaminya menderita impotensi. Namun lantaran sudah sama-sama tua, loyonya kelelakian Bernardo tidak menjadi gangguan atas keharmonisan hidup pasangan ini. Sampai kemudian Bernardo berkenalan dengan si mungil Viagra, pil temuan baru yang berkhasiat memulihkan keperkasaan lelaki. Ternyata setelah minum Viagra kegiatan pak tua ini di tempat tidur seperti perjaka lagi. Setelah mendapatkan keperkasaan yang selama ini padam, sejak Mei 1998 tanpa ewuh-pakewuh Bernardo meninggalkan sang istri. Akhirnya, Selasa 16 Juni 1998, Burke menyeret suaminya ke pengadilan Mineola, New York. Ia menuntut ganti rugi sebesar 2 juta dollar (Majalah Seks Konseling-Online).
. . .Begitu muncul Viagra, jutaan orang di seluruh dunia yang mendambakan kembali keperkasaanya lantas merasa mendapat penyelamat baru. Tak pelak, pil produksi raksasa farmasi New York, Pfizer Pharmaceuticals, ini laris manis terjual ke seluruh dunia. Setelah mengantungi izin dari Lembaga Pengawasan Obat dan Makanan (FDA) AS pada tanggal 27 Maret 1998, pil ini segera diburu orang.
     Diperkirakan di bumi ini terdapat sekitar 140 juta pria penderita gangguan ereksi jangka panjang. Obat ini cocok untuk kasus impotensi dan lemah syahwat lantaran diabetes, gangguan syaraf tulang belakang, dan prostatectomy. Juga cocok bagi penderita ejakulasi prematur. Sejak dilempar ke pasar, dalam waktu 6 minggu tak kurang dari 1,5 juta resep ditulis para dokter setiap hari bagi para pemburu Viagra. Belum termasuk mereka yang memburunya secara ilegal di pasar gelap tanpa resep dokter. Bahkan seorang urolog dari Washington, John Stripling, mengganti tulisan tangan resep Viagra dengan stempel karet. Mungkin tangannya sudah pegel. Meski harga resminya 16 AS $/pil, di pasar gelap orang mau membelinya hingga berlipat-lipat. Di Taiwan orang mau merogoh kocek 60 AS $ hanya untuk sebutir pil biru ini. Di Jerman dijual 30 DM atau sekitar Rp 258.000,-/pil (Majalah Seks Konseling-Online).

B. Struktur Kimia dan Farmakologi Viagra (Sildenafil Sitrat)
     Sildenafil sitrat, dijual dengan nama Viagra, Revatio, dan berbagai nama lain, adalah obat yang digunakan untuk terapi disfungsi ereksi (impotensi) dan hipertensi arteri paru-paru (pulmonary arterial hypertension, PAH) yang dikembangkan oleh perusahaan farmasetika Pfizer. Pil Viagra berwarna biru dan berbentuk wajik dengan kata "Pfizer" pada satu sisi, dan "VGR xx" (xx bisa berupa "25", "50", atau "100" sesuai dosis pil tersebut dalam miligram) pada sisi lainnya. Pesaing utamanya adalah tadalafil (Cialis) dan vardenafil (Levitra) (Wikipedia, 2010). Pada Wikipedia (2010) juga memaparkan struktur kimia dan farmakologi Viagra sebagai berikut: 
Figure 2. Sildenafil

Tatanama IUPAC 1-[4-etoksi-3-(6,7-dihidro-1-metil-7-okso-3-propil-1H-pirazolo[4,3-d]pirimidin-5-il)fenilsulfoni]-4-metilpiperazin sitrat 
Pengenal Nomor CAS 171599-83-0 Kode ATC G04BE03 PubChem 5281023 DrugBank APRD0055

Data kimia Formula C22H30N6O4S • C6H8O7 Berat mol. basa: 474.6 g/mol garam: 666.7 g/mol SMILES cari di eMolecules, PubChe

Data farmakokinetik Bioavailabilitas ? Metabolisme ? Waktu paruh 3-4 jm Ekskresi ?
Pertimbangan terapi Kat.kehamilan N/A Status hukum Dengan resep/POM Alur Oral



B. Mekanisme Kerja Viagra
     Sildenafil sitrat, dijual dengan nama Viagra atau Revatio dan masih banyak nama produk yang lain lagi , yang merupakan suatu obat yang digunakan untuk menyembuhkan disfungsi ereksi (erectile dysfunction) dan hipertensi arteri pulmonal (pulmonary arterial hypertension/PAH). Obat tersebut dikembangkan dan kini sedang dipasarkan oleh perusahaan obat Pfizer. Obat ini berperan sebagai penghambat cGMP spesifik phosphodiesterase type 5, suatu enzim yang mengatur peredaran darah yang mengalir ke penis. Sejak obat ini dipasarkan tahun 1998, sildenafil merupakan obat yang diandalkan sebagai solusi disfungsi ereksi. Selain Sildenafil (Viagra), di pasaran terdapat obat lain mengatasi disfungsi ereksi yaitu tadalafil (Cialis) dan vardenafil (Levitra) (Apoteker.Info-Online).
     Mekanisme kerja viagra (sildenafil sitrat) adalah dengan cara melindungi cGMP (cyclic guanosine monophosphate) dari degradasi oleh PDE5 (phosphodiesterase tipe 5) di corpus cavernosum. Nitrat oksida (NO) di corpus cavernosum akan berikatan dengan reseptor enzim guanilat siklase, yang akan menyebabkan peningkatan kadar cGMP, sehingga terjadi vasodilatasi pada otot halus di penis (Apoteker.Info-Online). Menurut Bachtiar (2009) peningkatan kadar cGMP mengakibatkan relaksasi otot polos pembuluh darah, termasuk cabang pembuluh darah arteri penis (helicine arteries). Helicine arteries yang melebar dapat meningkatkan aliran darah masuk ke badan penis. Mekanisme ini akan mengakibatkan bertambahnya aliran darah yang menuju penis, sehingga menyebabkan ereksi.
     Viagra (sildenafil sitrat) dimetabolisme oleh enzim-enzim di hati, kemudian diekskresi oleh hati dan ginjal. Bila Viagra diminum bersamaan dengan makanan tinggi lemak, maka penyerapan Viagra di dalam tubuh akan menurun, waktu untuk mencapai konsentrasi maksimum (Cmax) akan lebih lama satu jam, dan Cmax sendiri menurun hanya menjadi sepertiganya (Apoteker.Info-Online).
     Sildenafil citrate memiliki fungsi alamiah sebagai vasodilator (zat pelebar pembuluh darah). Dengan efeknya, sildenafil citrate atau viagra dapat membantu penderita gangguan ereksi supaya mendapatkan ereksi yang kuat. Namun sebagai vasodilator, Viagra juga memiliki efek negatif terhadap fungsi biologis organ tubuh lain yang terkait (Bachtiar, 2009).


C. Manfaat Lain dari Viagra
     Obat anti-impotensi populer Viagra ternyata tidak hanya berkhasiat bagi kejantanan pria. Pil berwarna biru ini juga berpotensi menjadi obat yang dapat menyelamatkan pasien penderita kelainan otot yang disebut distrofi dari ancaman kematian dini.
     Manfaat sampingan viagra ini diungkap oleh para peneliti dari Montreal Heart Institute Study Kanada yang juga memuat laporannya dalam jurnal terbaru Proceedings of the National Academy of Sciences. Lewat riset ini, mereka menemukan bagaimana mekanisme viagra mengatasi impotensi juga dapat membantu mengatasi gagal jantung pada penderita distrofi otot. Hasil pengujian laboratorium pada tikus yang mengidap sejenis distrofi menunjukkan bahwa viagra dapat menjaga fungsi jantung bekerja stabil (Kompas.com, 2008).
     Distrofi sendiri merupakan penyakit genetik yang menyebabkan otot melemah. Tanda-tanda awal melemahnya otot ini biasanya muncul pada usia 5 tahun dan kemudian berkembang menjadi kelumpuhan pada usia 13 tahun.
     Pasien yang terserang kelainan ini juga berisiko tinggi mengalami gagal jantung akibat melemahnya otot yang menjaga organ jantung memompa darah dengan kuat. Karena alasan inilah, banyak pasien pengidap distrofi meninggal pada usia dini yakni pada 20 atau 30 tahunan.
     Kompas.com(2008) juga menuliskan Tim dari Montreal menemukan bahwa Viagra - yang bernama generik sildenafil - mencegah hilangnya sebuah molekul yang disebut cGMP. Molekul ini memegang peran penting dalam menjaga saluran pembuluh darah tetap lebar. Dalam penis, molekul ini dapat meningkatkan aliran darah dan mengatasi impotensi.
Namun dalam jantung, molekul ini membantu memastikan organ menerima suplai darah yang tepat dan menjaganya tetap sehat dan kuat. Pada orang yang berjantung normal dan kuat, molekul ini mampu mencegah dan menahan pengaruh dari melemahnnya sel-sel otot yang disebabkan distrofi. Viagra bekerja dengan cara memblokir fungsi sejenis enzim yang disebut PDE5, yang bisa menghancurkan cGMP.

D. Efek Samping Penggunaan Viagra
     Efek samping Viagra hendaknya diwaspadai, efek samping yang paling umum ditemui adalah sakit kepala, berkeringat, dispepsia, hidung tersumbat, serta gangguan penglihatan. Sebaiknya berhati-hati bila menggunakan Viagra bersamaan dengan obat inhibitor protease, karena obat ini menghambat metabolisme Viagra, sehingga potensi efek samping Viagra akan meningkat. Begitu pun bila Viagra digunakan bersamaan dengan obat pemblok alfa (misal carvedilol atau labetalol), akan terjadi potensiasi efek hipotensi/menurunkan tensi, namun efek ini tidak terjadi bila pemakaian keduanya dipisah 4 jam (Apoteker.Info-Online).
Selasa 9 Juni 1998, Lembaga Pengawasan Obat dan Makanan (FDA) AS melaporkan, 16 orang meninggal setelah mengkonsumsi pil Viagra. Bahkan menurut laporan Wall Street Journal Senin 29 Juni 1998, jumlah itu bertambah menjadi 30 orang. Korban tertua berumur 80 tahun sedangkan yang paling muda umur 48 tahun. Sementara itu ada juga korban yang setelah minum Viagra lalu terserang nyeri dada selagi berhubungan seks. Ia lalu diberi obat nitrogliserin dalam ambulan ke rumah sakit. Nyawanya tidak tertolong. Korban selanjutnya, sedang dalam tetapi insulin, tewas tak lama setelah minum Viagra. Empat korban lainnya yang meninggal tidak diketahui pasti riwayat penyakit yang diderita sebelum minum Viagra, serta jenis pengobatan apa yang mereka kosumsi. Meski belum bisa dipastikan apakah semua itu akibat langsung dari pemakaian Viagra, munculnya beberapa kasus di atas, tak pelak sempat memicu timbulnya pro-kontra atas pemakaian pil biru ini. Padahal setelah meneliti para korban, FDA menegaskan bahwa sampai sekarang belum ada bukti bahwa penyebab kematian para korban itu Viagra. Kemungkinan besar kematian tersebut akibat terjadinya komplikasi bercampurnya Viagra dengan obat-obat penyakit jantung seperti nitroglyserin (Konseling.net-Online).
     Dr. Adolph Hutter, ahli jantung klinis dari General Hospital, Massachusetts, dan Harvard Medical School di Boston, justru mensinyalir terjadinya serangan jantung atas para korban tersebut lebih diakibatkan karena gerakan fisik dan emosi yang berlebihan dari para pemakai Viagra itu selama berhubungan intim, yang sudah terlalu lama tidak mereka lakukan sebelumnya. Hal senada juga dikatakan Dr. Akmal Taher, "Kalau kita bicara tentang 1 juta orang yang usianya di atas 50 tahun, tanpa minum apa-apa pun resiko meninggal sama. Apalagi mereka itu banyak yang mengidap kelainan jantung. Bisa jadi meninggalnya bukan karena Viagra, melainkan karena terlalu excited dalam melakukan aktivitas seksual sehingga ada risiko terjadinya serangan jantung. "Memang, sepanjang penelitian terhadap 4.000 orang yang terkontrol di Eropa dan Amerika, tak ada satu pun yang meninggal. Baik dalam studi jangka pendek (3 bulan) maupun jangka panjang 6bulan) (Majalah Seks Konseling-Online).

E. Viagra Bukan Obat Kuat
     Ereksi yang disebabkan rangsangan seksual terjadi saat impuls dari kulit, area genital (kelamin) dan bagian tubuh lain dihantarkan ke pusat ereksi. Impuls-impuls yang dikirim mengaktifkan saraf parasimpatis yang mempersyarafi area genital menyebabkan pelebaran cabang pembuluh darah arteri di penis (helicine arteries). Pelebaran helicine arteries meningkatkan aliran darah ke dalam badan penis. Pada saat ereksi, aliran darah vena (aliran darah yang meninggalkan organ menuju jantung) pada penis terhimpit oleh pelebaran helicine arteries. Akibatnya, aliran darah terjebak di dalam badan penis. Peningkatan aliran darah menuju penis ditambah terjebaknya aliran darah yang meninggalkan penis menimbulkan tekanan tinggi (1000mmHg) di dalam helicine arteries. Inilah yang menyebabkan penis mengeras dan membesar saat ereksi (Bachtiar, 2009)
     Disfungsi ereksi adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya kekerasan ereksi seorang pria setelah mendapat rangsangan seksual hingga tidak cukup kuat untuk melakukan penetrasi.Pada usia lebih dari 40 tahun, ereksi mulai melemah. Dinamakan disfungsi ereksi. Melemahnya kemampuan ini disebabkan berkurangnya kemampuan dinding helicine arteries di penis untuk melebar setelah mendapat rangsangan seksual. Disfungsi ereksi berbeda dengan ejakulasi dini. Singkatnya, disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan penis untuk mengeras hingga memungkinkan terjadinya penetrasi. Sedangkan ejakulasi dini adalah ejakulasi yang terjadi terlalu cepat di bawah normal. Ejakulasi dini berhubungan dengan rendahnya ambang batas puncak seksual seorang pria yang ditandai dengan cepatnya mendapat orgasme (Bachtiar,2009).
     Beredar pendapat di masyarakat bahwa dengan mengkonsumsi viagra membuat permainan seksual jadi tahan lama atau terhindar dari ejakulasi dini. Berangkat dari pendapat tersebut, tidak sedikit pria-pria muda yang belum melewati usia 40 tahun rajin mengkonsumsi viagra. Bahkan lucunya ada yang mengeluh tidak ada perbaikan dengan ejakulasi dininya setelah mengkonsumsi viagra.
     Bachtiar (2009) mengatakan Viagra memang bukan untuk mengobati ejakulasi dini ataupun obat untuk menunda ejakulasi. Viagra adalah obat untuk membantu terjadinya ereksi yang kuat. Ereksi juga tidak terjadi spontan setelah beberapa menit menenggak viagra, tetapi ereksi terjadi bila ada rangsangan seksual. Viagra hanya membantu membuat ereksi menjadi cukup kuat bagi penderita disfungsi ereksi. Viagra juga tidak membantu aktivitas seksual bagi penderita gangguan libido (lemah syahwat). Jadi, Sildenafil citrate atau viagra bukanlah obat kuat yang selama ini ada di benak sekian banyak pria. Sildenafil citrate tidak lebih dari sekedar obat gangguan ereksi bagi mereka yang tidak memiliki ereksi yang cukup kuat.
Sumber: Kumpulan Makalah UM '10
Readmore »»

Teori Belajar Humanisme dan Penerapannya dalam Pembelajaran

A. Definisi Konsep Humanisme
     Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanisme biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan positif ini. Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanisme.
     Dalam artikel “some educational implications of the Humanistic Psychologist” Abraham Maslow mencoba untuk mengkritisi teori Freud dan behavioristik. Menurut Abraham, yang terpenting dalam melihat manusia adalah potensi yang dimilikinya. Humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia daripada berfokus pada “ketidaknormalan” atau “sakit” seperti yang dilihat oleh teori psikoanalisa Freud. Pendekatan ini melihat kejadian setelah “sakit” tersebut sembuh, yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanistik biasanya memfokuskan penganjarannya pada pembangunan kemampuan positif ini.
     Berbeda dengan behaviorisme yang melihat motivasi manusia sebagai suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan fisiologis manuisa atau dengan freudian yang melihat motivasi sebagai berbagai macam kebutuhan seksual, humanistik melihat perilaku manusia sebagai campuran antara motivasi yang lebih rendah atau lebih tinggi. Hal ini memunculkan salah satu ciri utama pendekatan humanistik, yaitu bahwa yang dilihat adalah perilaku manusia, bukan spesies lain. Akan sangat jelas perbedaan antara motivasi manusia dan motivasi yang dimiliki binatang. Hirarki kebutuhan motivasi maslow menggambarkan motivasi manusia yang berkeinginan untuk bersama manusia lain, berkompetensi, dikenali, aktualisasi diri sekaligus juga menggambarkan motovasi dalam level yang lebih rendah seperti kebutuhan fisiologis dan keamanan.
     Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Teori humanisme ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Psikologi humanisme memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator.

B. Tokoh-Tokoh Teori Humanistik
1. Arthur Combs (1912-1999)
     Bersama dengan Donald Snygg (1904-1967) mereka mencurahkan banyak perhatian pada dunia pendidikan. Meaning (makna atau arti) adalah konsep dasar yang sering digunakan.
Perasaan, persepsi, keyakinan dan maksud merupakan perilaku-perilaku batiniah yang menyebabkan seseorang berbeda dengan yang lain. Agar dapat memahami orang lain, seseorang harus melihat dunia orang lain tersebut, bagaimana ia berpikir dan merasa tentang dirinya. Itulah sebabnya, untuk mengubah perilaku orang lain, seseorang harus mengubah persepsinya.
     Menurut Combs, perilaku yang keliru atau tidak baik terjadi karena tidak adanya kesediaan seseorang melakukan apa yang seharusnya dilakukan sebagai akibat dari adanya sesuatu yang lain, yang lebih menarik atau memuaskan. Misalkan guru mengeluh murid-muridnya tidak berminat belajar, sebenarnya hal itu karena murid-murid itu tidak berminat melakukan apa yang dikehendaki oleh guru. Kalau saja guru tersebut lalu mengadakan aktivitas-aktivitas yang lain, barangkali murid-murid akan berubah sikap dan reaksinya (Rumini, dkk. 1993).
     Sesungguhnya para ahli psikologi humanistik melihat dua bagian belajar, yaitu diperolehnya informasi baru dan personalisasi informasi baru tersebut. Adalah keliru jika guru berpendapat bahwa murid akan mudah belajar kalau bahan pelajaran disusun dengan rapi dan disampaikan dengan baik, sebab arti dan maknanya tidak melekat pada bahan pelajaran itu; murid sendirilah yang mencerna dan menyerap arti dan makna bahan pelajaran tersebut ke dalam dirinya. Yang menjadi masalah dalam mengajar bukanlah bagaimana bahan pelajaran itu disampaikan, tetapi bagaimana membantu murid memetik arti dan makna yang terkandung di dalam bahan pelajaran tersebut, yakni apabila murid dapat mengaitkan bahan pelajaran tersebut dengan hidup dan kehidupan mereka, guru boleh bersenang hati bahwa missinya telah berhasil.
     Semakin jauh hal-hal yang terjadi di luar diri seseorang (dunia) dari pusat lingkaran lingkaran (persepsi diri), semakin kurang pengaruhnya terhadap seseorang. Sebaliknya, semakin dekat hal-hal tersebut dengan pusat lingkaran, maka semakin besar pengaruhnya terhadap seseorang dalam berperilaku. Jadi jelaslah mengapa banyak hal yang dipelajari oleh murid segera dilupakan, karena sedikit sekali kaitannya dengan dirinya.

2. Abraham Maslow
    

     Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :
a. Suatu usaha yang positif untuk berkembang
b. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
     Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis.
Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri(self).
     Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi tujuh hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan ras aman dan seterusnya. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang harus diperharikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi.

3. Carl Ransom Rogers

     Carl Ransom Rogers (1902-1987) lahir di Oak Park, Illinois pada tanggal 8 Januari 1902 di sebuah keluarga Protestan yang fundamentalis. Kepindahan dari kota ke daerah pertanian diusianya yang ke-12, membuat ia senang akan ilmu pertanian. Ia pun belajar pertanian di Universitas Wisconsin. Setelah lulus pada tahun 1924, ia masuk ke Union Theology Seminary di Big Apple dan selama masa studinya ia juga menjadi seorang pastor di sebuah gereja kecil. Meskipun belajar di seminari, ia malah ikut kuliah di Teacher College yang bertetangga dengan seminarinya.
     Tahun 1927, Rogers bekerja di Institute for Child Guindance dan mengunakan psikoanalisa Freud dalam terapinya meskipun ia sendiri tidak menyetujui teori Freud. Pada masa ini, Rogers juga banyak dipengaruhi oleh Otto Rank dan John Dewey yang memperkenalkan terapi klinis. Perbedaan teori yang didapatkannya justru membuatnya menemukang benang merah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan teorinya kelak.
     Tahun 1957, Rogers pindah ke Universitas Wisconsin untuk mengembangkan idenya tentang psikiatri. Setelah mendapat gelar doktor, Rogers menjadi profesor psikologi di Universitas Universitas Negeri Ohio. Kepindahan dari lingkungan klinis ke lingkungan akademik membuat Rogers mengembangkan metode client-centered psychotherapy. Disini dia lebih senang menggunakan istilah klien terhadap orang yang berkonsultasi dibandingkan memakai istilah pasien. Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu:
1. Kognitif (kebermaknaan)
2. experiential ( pengalaman atau signifikansi)
     Meskipun teori yang dikemukan Rogers adalah salah satu dari teori holistik, namun keunikan teori adalah sifat humanis yang terkandung didalamnya. Teori humanistik Rogers pun menpunyai berbagai nama antara lain : teori yang berpusat pada pribadi (person centered), non-directive, klien (client-centered), teori yang berpusat pada murid (student-centered), teori yang berpusat pada kelompok (group centered), dan person to person. Namun istilah person centered yang sering digunakan untuk teori Rogers.
     Asumsi dasar teori Rogers adalah:
- Kecenderungan formatif
Segala hal di dunia baik organik maupun non-organik tersusun dari hal-hal yang lebih kecil.
- Kecenderungan aktualisasi
Kecenderungan setiap makhluk hidup untuk bergerak menuju ke kesempurnaan atau pemenuhan potensial dirinya. Tiap individual mempunyai kekuatan yang kreatif untuk menyelesaikan masalahnya.

Struktur Kepribadian
Sejak awal Rogers mengamati bagaimana kepribadian berubah dan berkembang, dan ada tiga konstruk yang menjadi dasar penting dalam teorinya: Organisme, Medan fenomena, dan self.
1. Organisme
Pengertian organisme mencakup tiga hal:
• Mahkluk hidup
Organisme adalah mahkluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologisnya dan merupakan tempat semua pengalaman, potensi yang terdapat dalam kesadaran setiap saat, yakni persepsi seseorang mengenai kejadian yang terjadi dalam diri dan dunia eksternal
• Realitas Subyektif
Organisme menganggap dunia seperti yang dialami dan diamatinya. Realita adalah persepsi yang sifatnya subyektif dan dapat membentuk tingkah laku.
• Holisme
Organisme adalah satu kesatuan sistem, sehingga perubahan dalam satu bagian akan berpengaruh pada bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi dan bertujuan, yaitu tujuan mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan diri.

2. Medan Fenomena
Medan fenomena adalah keseluruhan pengalaman, baik yang internal maupun eksternal, baik disadari maupun tidak disadari. Medan fenomena ini merupakan seluruh pengalaman pribadi seseorang sepanjang hidupnya di dunia, sebagaimana persepsi subyektifnya.
3. Diri
Konsep diri mulai terbentuk mulai masa balita ketika potongan-potongan pengalaman membentuk kepribadiannya dan menjadi semakin mawas diri akan identitas dirinya begitu bayi mulai belajar apa yang terasa baik atau buruk, apa ia merasa nyaman atau tidak. Jika struktur diri itu sudah terbentuk, maka aktualisasi diri mulai terbentuk. Aktualisasi diri adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan sang diri sebagai mana yang dirasakan dalam kesadaran. Sehingga kecenderungan aktualisasi tersebut mengacu kepada pengalaman organik individual, sebagai suatu kesatuan yang menyeluruh, akan kesadaran dan ketidak-sadaran, psikis dan kognitif.
    Menurut Carl Rogers ada beberapa hal yang mempengaruhi Self, yaitu:
1. Kesadaran
Tanpa adanya kesadaran, maka konsep diri dan diri ideal tidak akan ada. Ada 3 tingkat kesadaran.
- Pengalaman yang dirasakan dibawah ambang sadar akan ditolak atau disangkal. Pengalaman yang dapat diaktualisasikan secara simbolis akan secara langsung diakui oleh struktur diri.
- Pengalaman yang dirasakan dalam bentuk distorsi. Jika pengalaman yang dirasakan tidak sesuai dengan diri (self), maka dibentuk kembali dan didistorsikan sehingga dapat diasimilasikan oleh konsep diri.
2. Kebutuhan
- Pemeliharaan
Pemeliharaan tubuh organismik dan pemuasannya akan makanan, air, udara, dan keamanan , sehingga tubuh cenderung ingin untuk statis dan menolak untuk berkembang.
- Peningkatan diri
Meskipun tubuh menolak untuk berkembang, namun diri juga mempunyai kemampuan untuk belajar dan berubah.
- Penghargaan positif (positive regard)
Begitu kesadaran muncul, kebutuhan untuk dicintai, disukai, atau diterima oleh orang lain.
- Penghargaan diri yang positif (positive self-regard)
Berkembangannya kebutuhan akan penghargaan diri (self-regard) sebagai hasil dari pengalaman dengan kepuasan atau frustasi. Diri akan menghindari frustasi dengan mencari kepuasan akan positive self-regard.
3. Stagnasi Psikis
Stagnasi psikis terjadi bila :
- Ada ketidak seimbangan antara konsep diri dengan pengalaman yang dirasakan oleh diri organis.
- Ketimpangan yang semakin besar antara konsep diri dengan pengalaman organis membuat seseorang menjadi mudah terkena serangan. Kurang akan kesadaran diri akan membuat seseorang berperilaku tidak logis, bukan hanya untuk orang lain namun juga untuk dirinya.
- Jika kesadaran diri tersebut hilang, maka muncul kegelisahan tanpa sebab dan akan memuncak menjadi ancaman.
Untuk mencegah tidak konsistennya pengalaman organik dengan konsep diri, maka perlu diadakan pertahanan diri dari kegelisahan dan ancaman adalah penyangkalan dan distorsi terhadap pengalaman yang tidak konsisten. Distorsi adalah salah interpretasi pengalaman dengan konsep diri, sedangkan penyangkalan adalah penolakan terhadap pengalaman. Keduanya menjaga konsistensi antara pengalaman dan konsep diri supaya berimbang.
Cara pertahanan adalah karakteristik untuk orang normal dan neurotik. Jika seseorang gagal dalam menerapkan pertahanan tersebut, maka individu akan menjadi tidak terkendali atau psikotik. Individu dipaksakan untuk menerima keadaan yang tidak sesuai dengan konsep dirinya terus menerus dan akhirnya konsep dirinya menjadi hancur. Perilaku tidak terkendali ini dapat muncul mendadak atau dapat pula muncul bertahap.

Dinamika Kepribadian
1. Penerimaan Positif (Positive Regard) → Orang merasa puas menerima regard positif, kemudian juga merasa puas dapat memberi regard positif kepada orang lain.
2. Konsistensi dan Salingsuai Self (Self Consistensy and Congruence) → organisme berfungsi untuk memelihara konsistensi (keajegkan = keadaan tanpa konflik ) dari persepsi diri, dan kongruen (salingsuai) antara persepsi self dengan pengalaman.
3. Aktualisasi Diri (Self Actualization) → Freud memandang organisme sebagai sistem energi, dan mengembangkan teori bagaimana energi psikik ditimbulkan, ditransfer dan disimpan. Rogers memandang organisme terus menerus bergerak maju. Tujuan tingkahlaku bukan untuk mereduksi tegangan enerji tetapi mencapai aktualisasi diri yaitu kecenderungan dasar organisme untuk aktualisasi: yakni kebutuhan pemeliharaan (maintenance) dan peningkatan diri (enhancement).

4. Aldous Huxley
     Manusia memiliki banyak potensi yang selama ini banyak terpendam dan disia-siakan. Pendidikan diharapkan mampu membantu manusia dalam mengembangkan potensi-potensi tersebut, oleh karena itu kurikulum dalam proses pendidikan harus berorientasi pada pengembangan potensi, dan ini melibatkan semua pihak, seperti guru, murid maupun para pemerhati ataupun peneliti dan perencana pendidikan.
     Huxley (Roberts, 1975) menekankan adanya pendidikan non-verbal yang juga harus diajarkan kepada siswa. Pendidikan non verbal bukan berwujud pelajaran senam, sepak bola, bernyanyi ataupun menari, melainkan hal-hal yang bersifat diluar materi pembelajaran, dengan tujuan menumbuhkan kesadaran seseorang.
     Proses pendidikan non verbal seyogyanya dimulai sejak usia dini sampai tingkat tinggi. Betapapun, agar seseorang bisa mengetahui makna hidup dalam kehidupan yang nyata, mereka harus membekali dirinya dengan suatu kebijakan hidup, kreativitas dan mewujudkannya dengan langkah-langkah yang bijaksana. Dengan cara ini seseorang akan mendapatkan kehidupan yang nikmat dan penuh arti.
Berbekal pendidikan non verbal, seseorang akan memiliki banyak strategi untuk lebih tenang dalam menapaki hidup karena memiliki kemampuan untuk menghargai setiap pengalaman hidupnya dengan lebih menarik. Akhirnya apabila setiap manusia memiliki kemampuan ini, akan menjadi sumbangan yang berarti bagi kebudayaan dan moral kemanusiaan.

5. David Mills dan Stanley Scher
     Ilmu Pengetahuan Alam selama bertahun-tahun hanya dibahas dan dipelajari secara kognitif semata, yakni sebagai akumulasi dari fakta-fakta dan teori-teori. Padahal, bagaimanapun, praktek dari ilmu pengetahuan selalu melibatkan elemen-elemen afektif yang meliputi adanya kebutuhan akan pengetahuan, penggunaan intuisi dan imajinasi dalam usaha-usaha kreatif, pengalaman yang menantang, frustasi, dan lain-lain. Berdasarkan fenomena tersebut, David Mills dan Stanley Scher (Roberts, 1975) mengajukan konsep pendidikan terpadu, yakni proses pendidikan yang mengikutsertakan afeksi atau perasaan murid dalam belajar.
     Metode afektif yang melibatkan perasaan telah bisaa diterapkan pada murid-murid untuk pelajaran IPS, Bahasa dan Seni. Sebetulnya ahli yang memulai merintis usaha ini adalah George Brown, namun kedua ahli ini kemudia mencoba melakukan riset yang bertujuan menemukan aplikasi yang lebih real dalam usaha tersebut. Penggunaan pendekatan terpadu ini dilakukan dalam pembelajaran IPA, pendidikan bisnis dan bahkan otomotif.
     Pendekatan terpadu atau confluent approach merupakan sintesa dari Psikologi Humanistik –khususnya Terapi Gestalt- dan pendidikan, yang melibatkan integrasi elemen-elemen afektif dan kognitif dalam proses belajar. Elemen kognitif menunjuk pada berpikir, kemampuan verbal, logika, analisa, rasio dan cara-cara intelektual, sedangkan elemen afektif menunjuk pada perasaan, caracara memahami yang melibatkan gambaran visual-spasial, fantasi, persepsi keseluruhan, metaphor, intuisi, dan lain-lain.
     Tujuan umum dari pendekatan ini adalah mengembangkan kesadaran murid-murid terhadap dirinya sendiri dan dunia sekitarnya, serta meningkatkan kemampuan untuk menggunakan kesadaran ini dalam menghadapi lingkungan dengan berbagai cara, menerima petunjuk-petunjuk internal dan menerima tanggung jawab bagi setiap pilihan mereka. Fungsi guru dalam pendekatan terpadu kepada guru, dengan tujuan akhir mengembangkan responsibilitas murid untuk belajar sendiri. Guru hanya membantu mereka dengan memberikan pilihan-pilihan yang masuk akal bagi pikiran mereka, dan jika perlu guru bisa menolak memberikan bantuan untuk hal-hal yang bisa ditangani oleh murid sendiri.

D. Pandangan serta kritik humanisme
Pandangan Humanisme
Behaviorisme : Bersifat mekanis , mementingkan masa lalu. Berbeda dengan aliran humanistic. Menurut aliran humanistik : individu itu cenderung mempunyai kemampuan / keinginan untuk berkembang dan percaya pada kodrat biologis dan ciri- lingungan tidak menekankan pada tingkah laku yang nampak dan menggunakan metode obyektif seperti halnya aliran behaviorisme.
• Psikoanalisa : Aliran humanistik tidak menyetujui sifat pesimisme, dalam aliran humanistik individu itu memiliki sifat yang optimistik, dan apabila pada psikoanalisa freud menekankan pada masa lalu,karena dalam behaviorisme percaya pada kodrati individu. Manusia berkembang dengan potensi yang dimilikinya . tidak mengabaikan potensi seperti aliran psikoanalisis.

Kritik pada Teori Humanistik
     Teori humanistik mempunyai pengaruh yang signifikan pada ilmu psikologi dan budaya populer. Sekarang ini banyak psikolog yang menerima gagasan ini ketika teori tersebut membahas tentang kepribadian, pengalaman subjektif manusi mempunyai bobot yang lebih tinggi daripada relitas objektif. Psikolog humanistik yang terfokus pada manusia sehat daripada manusia yang bermasalah, juga telah menjadi suatu kontribusi yang bermanfaat.
Meskipun demikian, kritik dari teori humanistik tetap mempunyai beberapa argumentasi:
• Teori humanistik terlalu optimistik secara naif dan gagal untuk memberikan pendekatan pada sisi buruk dari sifat alamiah manusia
• Teori humanistik, seperti halnya teori psikodinamik, tidak bisa diuji dengan mudah
• Banyak konsep dalam psikologi humanistik, seperti misalnya orang yang telah berhasil mengaktualisasikan dirinya, ini masih buram dan subjektif. Beberapa kritisi menyangkal bahwa konsep ini bisa saja mencerminkan nilai dan idealisme Maslow sendiri.
• Psikologi humanistik mengalami pembiasan terhadap nilai individualistis
• Teori humanistik ini dikritik karena sukar digunakan dalam konteks yang lebih praktis. Teori ini dianggap lebih dekat dengan dunia filsafat daripada dunia pendidikan.
• Aplikasi teori humanistik dalam pembelajaran, guru lebih mengarahkan siswa untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar.

E. Aplikasi Teori Humanistik Terhadap Pembelajaran Siswa
     Belajar adalah menekankan pentingnya isi dari proses belajar bersifat eklektik, tujuannya adalah memanusiakan manusia atau mencapai aktualisasi diri. Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.
     Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :
1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas
2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan positif.
3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri
4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri
5. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dariperilaku yang ditunjukkan.
6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa
Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.
Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.
Beberapa perbandingan antara teori behaviorisme dengan teori humanistik yaitu :
a. Teori behaviorisme
• Teori : Proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara stimulis dan respon.
• Tujuan : adanya perubahan tingkah laku pada peserta didik.
• Metode : dibagi dalam bagian-bagian kecil sampai kompleks.
Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan.berorientasi pada hasil yang dicapai, tidak menggunakan hukuman.
• Kekurangan : Sentral,bersikap otoriter,komunikadi satu arah. Guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari siswa. Pasif, perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengarihi oleh penguatan yang diberikan oleh guru,mendengarkan dan menghafal.
• Penerapan : pada mata pelajaran yang membutuhkan praktek dan pembicaraan yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleks, daya tahan, dan sebagainya. Misal dalam: percakapan bahasa asing, mengetik, menari, olagraga,dll.
• Guru : guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi
• Murid : melakukan sendiri apa yang menjadi instruksi dan melakukannya berulang-ulang sampai hasilnya baik.
• Evaluasi : Didasarkan pada perilaku yang dicapai sebagai hasil dari latihan yang dilakukan.

b. Teori humanistic
• Teori : belajar untuk memenusiakan manusia.
• Tujuan : menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan.
• Metode : mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas ,jujur , dan positif.
• Kekurangan : terlalu memberi kebebasan pada siswa.
• Penerapan : materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan.
• Guru : memberi motivasi,kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa.
• Siswa : pelaku utama (student center) yang memaknai poses pengalaman belajar sendiri
• Evaluasi : diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa.

Sumber: Kumpulan Makalah Pascasarjana UM '10
Readmore »»