Rabu, 30 Maret 2011

Undur-undur , Hewan Unik yang Mengagumkan

Tau gak apa sich sebenarnya undur-undur itu??

Mungkin kita semua pernah melihat atau pernah mendengar apa itu undur-undur. mungkin juga ada sebagian besar dari kita, pada saat anak-anak malah pernah menjadikan undur-undur sebagai mainan...ya kan...
nah,,dibawah ini ada sedikit uraian mengenai undur-undur dan keunikan dari hewan kecil yang kelihatannya tak bermanfaat ini. . .
Figure 1. Fase Larva Undur-undur (Myrmeleon sp)

     Undur-undur (Myrmeleon sp)merupakan binatang yang tergolong unik, lantaran mungkin menjadi satu-satunya binatang yang berjalan mundur. Karena itulah dia diberi nama undur-undur. Bentuknya kecil, lebih kecil dari lebah, dan lebih besar dari kutu. Binatang kecil ini biasanya dijumpai di sekitar rumah berhalaman pasir, memiliki rumah atau sarang sebagai perangkap (seperti laba-laba) terlihat seperti lingkaran atau lubang yang mengerucut di pasir. Serangga atau semut yang lewat akan terjebak dalam lubang pasir tadi dan menjadi santapan lezat bagi undur-undur.
     Undur-undur adalah kelompok binatang holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Tahapan dari daur serangga yang mengalami metamorfosis sempurna adalah telur, larva, pupa, dan imago. Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa. Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak melakukan kegiatan, pada saat itu pula terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ. Imago adalah fase dewasa atau fase perkembangbiakan.
     Berdasarkan ciri sayap dan alat mulutnya, binatang ini merupakan ordo Neuroptera Ordo Neuroptera adalah serangga bersayap jala. Ciri serangga ini adalah mulut menggigit, dan mempunyai dua pasang sayap yang urat-uratnya berbentuk seperti jala. Contoh: undur-undur, metamorfosis sempurna (siklus hidupnya: telur, larva, pupa (kepompong), imago). (Siska, 2007)
     Reproduksi terjadi tidak lama setelah undur-undur baru saja keluar dari kepompongnya. perkawinan dimulai ketika sepasang undur-undur jantan dan betina hinggap di pohon. Sepasang undur-undur itu lalu melakukan kopulasi dengan cara saling melekatkan ujung ekornya. Kopulasi bisa berlangsung hingga dua jam lamanya. Undur-undur betina yang sudah kawin selanjutnya akan pergi mencari tempat untuk bertelur dan masih mungkin kembali ke tempat yang sama untuk kembali melakukan perkawinan.
     Secara umum kalisifikasi undur-undur (Myrmeleon sp) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Neuroptera
Famili : Myrmeleontoidea
Genus : Myrmeleon
Spesies : Myrmeleon sp.
(Anonim, 2008)
     Di dunia ini diperkirakan ada sekitar 2.000 spesies undur-undur dan mereka tersebar di seluruh dunia, terutama di wilayah bersuhu hangat dan berpasir. Spesies-spesies undur-undur tersebut diantaranya adalah Myrmeleon arizonicus, Myrmeleon crudelis, Myrmeleon exitialis, Myrmeleon insertus, Myrmeleon invisus, Myrmeleon mexicanus Myrmeleon mobilis, Myrmeleon rusticus, Myrmeleon texanus. Undur-undur memiliki ukuran yang bervariasi. Jenis undur-undur terbesar di dunia diketahui berasal dari
Figure 2. Fase Imago Undur-undur (Myrmeleon sp)
genus Palpares yang hidup di Afrika dan rentang sayapnya mencapai 16 cm. Spesies yang terkecil berasal dari wilayah Arabia dan rentang sayapnya hanya sekitar 2 cm. Mayoritas undurundur sendiri umumnya berukuran antara 4-10 cm. (Wikipedia, 2009).
     Berdasarkan penelitian yang diketuai Tyas Kurniasih dari Universitas Gadjah Mada Jogjakarta berjudul Kajian Potensi Undur - Undur Darat (Myrmeleon sp) 2006, binatang ini mengandung zat sulfonylurea. Sulfonylurea termasuk agen oral hipoglikemik (zat yang berfungsi menurunkan glukossa darah) pada pengidap diabetes tipe 2. Kerja sulfonylurea pada undur-undur adalah melancarkan kerja pankreas dalam memproduksi insulin. Ketika insulin dalam tubuh manusia menurun sementara kadar glukosa darah meningkat, maka terjadi ketidakseimbangan, dimana insulin sebagai penghasil energi tubuh terus berkurang. Akibatnya, tubuh mudah terserang penyakit.
     Namun jika zat sulfonilurea ini berada pada kadar yang tinggi dalam tubuh, maka memungkinkan terjadinya hipoglikemia. Dengan terus menstimulus insulin untuk menurunkan kadar glukosa darah yang menyebabkan kadar glukosa darah menjadi sangat berkurang dan juga menghambat hormone glucagon untuk mengkonversi glikogen menjadi glukosa. Hal ini pada akhirnya menyebabkan terjadinya kehilangan sumber energi sehingga akan timbul rasa lelah serta gejala penyakit lainnya seperti kejang otot, sakit kepala, mengantuk dan kerusakan hati pada tahap kronis.
     Mengenai efek terhadap kemampuan motorik tubuh, pernah diteliti oleh Erik Perdana Putra dari Universitas Bengkulu, dengan menggunakan hewan uji mencit, dimana dalam hasil penelitiannya yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Larva Undur-undur (Myrmeleon sp) Terhadap Kemampuan Motorik Mencit (Mus musculus) Swiss Webster Jantan, diketahui bahwa pemberian ekstrak dari larva undur-undur terhadap kemampuan motorik mencit (Mus musculus) jantan memberikan pengaruh terhadap kecepatan berlari, ketahanan menggelantung dan kemampuan berenang mencit. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang diberikan, semakin menurun kemampuan motorik dari mencit tersebut, meskipun secara statistik tidak terlalu menunjukkan tingkat penurunannya.
Readmore »»

Tahukah Anda, mengapa tikus sering kali digunakan dalam berbagai percobaan medis?

Dalam uraian artikel ini, tikus yang dimaksud adalah mencit (Mus musculus), bukan tikus rumahan yang selama ini hanya dikenal menggelikan, menakutkan dan bahkan dianggap sebagai musuh...
Mungkin...hanya segelintir orang yang mengetahui bahwa tikus (mencit) memiliki peran sangat penting dalam percobaan medis. Mulai dari perumusan obat kanker baru hingga pengujian suplemen makanan, tikus berperan penting dalam keajaiban medis baru.
Bahkan, menurut Foundation for Biomedical Research (FBR), 95% hewan laboratorium adalah tikus. Ilmuwan dan peneliti bergantung pada tikus karena beberapa alasan. Salah satunya, pengerat ini kecil, mudah disimpan dan dipelihara serta bisa beradaptasi baik dengan lingkungan baru.
Hewan ini berkembang biak dengan cepat dan berumur pendek (2-3 tahun) sehingga beberapa generasi tikus dapat diamati dalam waktu singkat.
"Tikus merupakan mamalia yang memiliki banyak proses seperti manusia dan bisa digunakan menjawab pertanyaan banyak penelitian," kata perwakilan National Institutes of Health (NIH) Office of Laboratory Welfare Jenny Haliski.
Selama dua dekade terakhir, kesamaan itu makin kuat. Kini, ilmuwan dapat mengembangkan ‘tikus transgenik’ yang membawa gen mirip penyebab penyakit manusia. Tikus juga membuat penelitian efisien karena anatomi, fisiologi dan genetikanya dipahami dengan baik oleh peneliti.

Beberapa tikus SCID (severe combined immune deficiency) secara alami terlahir tanpa sistem kekebalan tubuh dan dapat menjadi model penelitian jaringan normal dan ganas manusia. Berikut contoh gangguan manusia dimana tikus digunakan sebagai modelnya.
Hipertensi, diabetes, katarak, obesitas, kejang, masalah pernapasan, ketulian, parkinson, alzheimer, kanker, cystic fibrosis, HIV dan AIDS, penyakit jantung, muscular dystrophy, cedera kabel spinal.
Tikus juga digunakan untuk pengujian obat anti-kecanduan yang berpotensi mengakhiri kecanduan narkoba.
"Menggunakan hewan penting untuk pemahaman ilmiah sistem biomedis yang mengarah ke obat, terapi dan penyembuhan yang berguna," kata Haliski.

Sumber http://id.onjou.web.id/2011/01/
Readmore »»

Regulasi Siklus Sel pada Eukariot Multiseluler

Pada saat suatu sel tumbuh, membran sel serta dinding sel (khusus pada tumbuhan) maupun kebanyakan komponen, sitosolnya bertambah ukuran dan jumlahnya. Ketika mencapai suatu massa kritis, sel akan membelah menghasilkan dua sel turunan yang lebih kecil. Jika kondisi sesuai maka sel turunan itu akan tumbuh dan membelah juga pada saatnya.Terkait pembelahan sel tersebut ada dua proses penting yang harus berlangsung teliti dan terkoordinasi. Proses itu adalah penggandaan materi genetik dan pembagian hasil penggandaan itu kepada ke dua sel turunan. (Gardner, 1991)
Waktu dan laju pembelahan sel di bagian tubuh yang berbeda pada tumbuhan atau hewan bersifat krusial bagi pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan tubuh yang normal. Frekuensi pembelahan sel bervariasi menurut tipe sel. Perbedaan-perbedaan siklus sel ini merupakan hasil regulasi di tingkat molekuler. (Campbel, 2010

A.Regulasi Siklus Sel pada Eukariot Multiseluler
Pembelahan sel, seperti halnya proses biologi yang lain, berada dibawah kontrol genetis. Beberapa gen harus mengatur proses pembelahan sel ini sebagai respon terhadap sinyal intra sel, inter sel, dan lingkungan. Gen pengatur ini tidak diragukan lagi merupakan subjek mutasi, seperti gen-gen lain. Mutasi yang meniadakan fungsi gen pengatur ini dapat mengakibatkan pembelahan sel yang abnormal-yang paling ekstrim, tidak memiliki kemampuan untuk membelah diri sama sekali atau tidak mampu berhenti membelah diri.
Organisme eukariot multiseluler ada satu dimensi baru yang belum ditemukan di kalangan eukariot uniseluler, terkait banyaknya jumlah sel yang bahkan mungkin sudah mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Dimensi baru itu adalah kebutuhan akan adanya komunikasi antar sel (Gardner, dkk., 1991).
Siklus sel pada sel eukaryotik merupakan suatu tahapan kompleks meliputi penggandaan materi genetik, pengaturan waktu pembelahan sel, dan interaksi antara protein dan enzim1. Siklus sel pada sel eukaryotik dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu: G1 (Gap 1), S (Sintesis), G2 (Gap 2), dan M (Mitosis). Tahap G1 merupakan selang antara tahapan M dengan S. Pada tahap ini sel terus tumbuh dan melakukan persiapan untuk sintesis DNA. Sel akan melakukan sintesis DNA dan terjadi proses replikasi kromosom pada saat berada di tahap S. Pada tahap G2, sel yang telah mereplikasi kromosom akan menduplikasi keseluruhan komponen seluler lainnya. Selain itu terjadi pula sintesis mRNA dan beberapa protein tertentu4. (Murti, dkk, 2007)
Urutan peristiwa siklus sel pada organisme eukariot ini diarahkan oleh system control siklus sel (cell cycle control system) tersendiri, satu set molekul yang beroperasi secara siklis dalam sel dan memicu sekaligus mengoordinasi peristiwa-peristiwa kunci dalam siklus sel.
Berdasarkan kajian terhadap mutan-mutan siklus pembelahan sel (cdc) Schizosaccharomyces pombe dan Saccharomyces cerevisiae maupun pembelahan embrional awal Xenopus laevis menunjukkan bahwa ada dua titik komitmen penting selama siklus sel. Seperti yang terlihat pada gambar 2.1 bahwa titik pertama yang disebut start berada atau berlangsung di dekat bagian akhir dari fase Gl. Pada titik pertama ini suatu sel memastikan diri untuk mulai melakukan inisiasi sintesis DNA yang segera akan berlangsung di awal fase S. Di lain pihak titik kedua berada atau berlangsung di bagian paling awal dari fase M, yang memastikan bahwa sebentar lagi akan terjadi kondensasi kromosom dan pemisahan kromatid. Dewasa ini sudah diketahui pula bahwa yang berfungsi sebagai signal pada ke dua titik itu adalah protein-protein regulator tertentu. (Gardner, 1991)
Gambar 2.1 Faktor Regulasi Siklus Sel (Gardner, 1991 dan Campbel, 2010)
Ditambahkan oleh Campbel (2010), siklus sel diregulasi pada titik-titik pemeriksaan (checkpoint) tertentu oleh sinyal internal maupun sinyal internal. Titik pemeriksaan pada siklus sel adalah titik control saat sinyal berhenti dan sinyal maju terus dapat meregulasi siklus. Sel hewan umumnya memiliki sinyal berhenti internal yang menghentikan siklus sel pada titik pemeriksaan, sampai waktunya sinyal ini dikalahkan oleh sinyal maju terus. Titik pemeriksaan ini tidak hanya menerima sinya dari dalam sel, namun juga dari dai luar sel. Tiga titik pemeriksaan utama ditemukan pada fase G1, G2, dan M, seperti yang terlihat pada gambar 2.2 dibawah ini.
Gambar 2.2 Analogi mekanis bagi system control siklus sel (Campbel, 2010

B. Molekul-molekul Regulasi Siklus Sel
Fluktuasi ritmik dalam hal kelimpahan dan aktivitas dari molekul-molekul control siklus sel mengatur langkah urutan peristiwa siklus sel. Molekul-moleul peregulasi ini terutama terdiri dari dua tipe protein, yaitu protein kinase dan protein siklin. Protein kinase adalah enzim yang mengaktivasi atau menginaktivasi (menon-aktifkan) protein lain dengan cara memfosforilasinya. Protein kinase tertentu memberikan sinyal maju terus pada titik pemeriksaan G1 dan G2.
Hal senada juga dinyatakan oleh Gardner (1991), bahwa hingga saat ini telah diketahui ada dua macam protein yang berfungsi sebagai signal pada ke dua titik selama siklus sel eukariot sebagaimana yang telah dikemukakan. Protein signal itu adalah cyclin dan protein kinase yang disebut kinase pp34. Protein cyclin mengalami siklus sintesis dan akumulasi selama Gl dan G2, serta mengalami degradasi selama fase M (dan barangkali juga segera setelah titik start). Protein kinase pp34 adalah protein yang memiliki gugus fosfat pada rantai samping asam amino spesifik, jadi singkatan pp itu adalah phosphoprotein; sedangkan 34 adalah angka berat molekul yang menunjuk kepada 34000. Protein kinase pp34 sudah diketahui merupakan produk antara lain dari gen cdc2 S. pombe dan gen CDC28 S. cerevisiae. Sebagai dua komponen utama mitosis promoting factor (MPF), protein cyclin dan pp34. sebenarnya sudah ditemukan pada Xenopus. MPF memang pertama kali ditemukan pada Aewyus, yang jika diinjeksikan ke dalam oosit Xenopus, terbukti merangsang oosit memasuki fase M.
Dewasa ini sudah jelas diketahui bahwa asosiasi antara protein cyclin dan protein kinase pp34, berlangsung pada waktu (titik) paling awal dari mitosis maupun pada waktu (titik) yang mendahului sintesis DNA (titik Start). Asosiasi di titik paling awal dari mitosis itulah yang pertama kali ditemukan pada Xenopus dan yang disebut sebagai MPF. Dalam hubungan ini protein cyclin yang berasosiasi dengan pp34 di titik yang mendahului fase M disebut M-cyclin, sedangkan yang berasosiasi dengan pp34 di titik Start disebut Gl-cyclin. Lebih lanjut telah diketahui pula bahwa regulasi inisiasi replikasi DNA maupun regulasi awal mitosis berkaitan dengan fosforilasi/defosforilasi sebuah residu asam amino tirosin, khususnya Tyr 15 (asam amino ke 15 dari ujung NH2) dari pp34.
Komponen-komponen yang terlibat pada regulasi siklus sel eukariot tentu tidak hanya protein cyclin dan protein kinase pp34, karena masih ada juga komponen lain. Akan tetapi sangat jelas terlihat bahwa ke dua macam protein itu tentu merupakan komponen kunci regulasi siklus sel tsb; bahkan protein-protein homolognya sudah ditemukan pada beberapa eukariot seperti bintang laut, bulu babi, katak dan bahkan manusia (Gardner, dkk. 1991, dalam Corebima, 2008).
Pada saat ini memang sudah diketahui ada sejumlah faktor yang bekerja merangsang atau menghambat pertumbuhan dan pembelahan tipe-tipe sel yang spesifik. Akan tetapi belum diketahui bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi pembelahan sel di tingkat molekuler. Dalam hubungan ini belum seluruh gen yang terlibat pada proses regulasi itu berhasil diidentifikasi.
Saat ini belum dikeetahui rincian tentang bagaimana pembelahan sel dikontrol terutam untuk pembelahan sel binatang yang lebih tinggi tingkatannya, kitapun juga belum berhasil mengidentifikasi seluruh gen yang mengatur proses ini pada eukaryote yang lebih tinggi. Meskipun begitu, sebuah penelitian terbaru mengenai gen virus yang disebut oncogenes (dari bahasa Yunani onkos yang berarti tumor), yang dapat menyebabkan hilangnya kontrol pembelahan sel normal, telah berhasil mengidentifikasi seperangkat gen homologous yang disebut protooncogenes didalam genome binatang normal, termasuk manusia. Sel Protooncogenes normal ini dapat diubah menjadi oncogenes sel yang menyebabkan tumor melalui mutasi atau menjadi berkaitan dengan urutan pengaturan baru melalui proses rekombinasi. Hal ini dan juga observasi terkait mengindikasikan bahwa fungsi sel normal protooncogenes melibatkan aspek spisifik pembelahan sel terkontrol. Pada kenyataannya, tampak terlihat bahwa terobosan dalam memahami kontrol normal pembelahan sel dapat diperoleh melalui penelitian tentang gangguan kontrol normal yang terdapat dalam sel kanker.

C. Protoonkogen Ditemukan atas Dasar Telaah Onkogen Virus
Protoonkogen adalah gen yang dimiliki sel normal yang berfungsi mengontrol proliferasi sel secara normal (Russel, 1992, dalam Corebima, 2008). Telaah terhadap onkogen-onkogen virus (v-onc) yang dapat menyebabkan hilangnya kontrol normal terhadap pembelahan sel, sudah terbukti membantu identifikasi adanya seperangkat gen pada genom hewan termasuk genom manusia yang terbukti homolog (Gardner dkk., 1991, dalam Corebima, 2008). Berbagai onkogen virus ternyata mempunyai banyak kesamaan dengan berbagai perangkat gen homolog pada genom hewan termasuk manusia. Perangkat gen yang homolog itu adalah gen-gen yang normal, dan disebut protoonkogen. Seperti halnya gen-gen normal pada umumnya, protoonkogen juga dapat mengalami mutasi karena berbagai sebab. Gen mutan protoonkogen itu disebut onkogen seluler (c-onc). Onkogen seluler ini tidak dapat mengontrol pembelahan sel secara normal.
Pada tahun 1970-an J.M. Bishop dan H. Varmus serta sejumlah peneliti lain telah menunjukkan bahwa sel-sel hewan yang normal ternyata mengandung gen-gen yang memiliki urut-urutan nukleotida yang sangat mirip dengan urut-urutan nukleotida onkogen virus. Lebih lanjut, menurut Corebima (2008) pada awal 1980-an R.A. Weinberg dan M. Wigler secara terpisah juga menunjukkan bahwa beberapa sel tumor manusia mengandung onkogen, dan onkogen-onkogen tsb. sangat mirip dengan onkogen-onkogen virus yang telah dikarakterisasi sebelumnya; demikian pula onkogen-onkogen manusia itu terbukti sangat mirip dengan gen-gen yang terdapat pada sel-sel normal. Gen-gen pada sel-sel normal yang sangat mirip dengan onkogen-onkogen itulah yang disebut protoonkogen sebagaimana yang telah dikemukakan; sedangkan onkogen-onkogen itu adalah c-onc.
Seperti diketahui, penyebab mutasi bermacam-macam, termasuk karena virus. Dalam hubungan ini diketahui sekurang-kurangnya terdapat tiga macam mekanisme yang berakibat terjadinya overekspresi produk gen. Onkogen seluler mungkin memperoleh sebuah promoter baru karena sesuatu sebab, misalnya karena virus, yang selanjutnya menyebabkan sesuatu lokus yang semula tidak aktif menjadi teraktifkan. Satu contoh yang terkait dengan mekanisme ini adalah leukosis burung (avion leucosis), yang terjadi karena insersi promoter virus yang kuat di dekat sebuah protoonkogen; dan sebagai akibatnya adalah terjadinya peningkatan produksi RNAd maupun peningkatan jumlah produk gen. Overekspresi produk gen dapat juga terjadi karena adanya tambahan urut-urutan regulator baru, termasuk enhancer, ke arah hulu. Amplifikasi protoonkogen dapat juga berakibat terjadinya overekspresi produk gen, disamping kedua mekanisme yang telah disebutkan. Sebagai contoh misalnya saat ini telah diketahui bahwa pada beberapa tumor manusia, ternyata protoonkogen c-myc telah teramplifikasi yang menghasilkan jumlah kopi hingga sebanyak beberapa ratus buah.
Efek mutasi terhadap protoonkogen bermacam-macam, termasuk yang hanya menyebabkan perubahan satu nukleotida (mutasi titik) yang berakibat terjadinya pergantian macam asam amino pada posisi tertentu. Satu contoh semacam itu misalnya ditemukan pada mutasi yang terjadi terhadap protoonkogen ras (Klug dan Cummings, 2000, dalam Corebima, 2008). Mutasi titik tertentu yang terjadi pada protoonkogen ras ternyata hanya menyebabkan terjadinya pergantian satu macam asam amino pada posisi 12 atau 61 dari ke 189 asam amino penyusun protein produk protoonkogen ras sebagaimana yang terlihat masing-masing pada onkogen K-ras, H-ras, dan N-ras.
Gambar 2.3 Contoh Mutasi Gen pada Protoonkogens Ras serta Dampaknya yang menyebabkan terjadinya pergantian satu macam asam amino

D. Identifikasi Onkogen-Onkogen Seluler
Identifikasi onkogen-onkogen seluler pada genom hewan tinggi termasuk manusia dilakukan dengan bantuan dua macam pendekatan eksperimental (Gardner, dkk., 1991, dalam Corebima, 2008). Pendekatan pertama adalah dengan cara mencari urut-urutan DNA seluler yang dapat berhibridisasi dengan onkogen virus hewan; sedangkan pendekatan yang kedua adalah dengan cara mencari onkogen-onkogen tersebut. secara langsung pada genom sel-sel kanker melalui eksperimen transfeksi. Pada eksperimen transfeksi ini, DNA sel-sel tumor diisolasi kemudian ditambahkan kepada sel-sel kultur jaringan, untuk melihat apakah DNA tsb. akan mengubah beberapa sel itu menjadi sel-sel kanker.
Berikut ini akan dipaparkan langkah-langkah kerja pada pendekatan pertama khusus yang terkait identifikasi onkogen src. Seperti diketahui, onkogen pertama yang diidentifikasi pada genom RSV yang diisolasi dari ayam adalah onkogen src atau yang lazimnya disebut v-onc src. Onkogen src virus tsb. selanjutnya digunakan sebagai templat pada proses transkripsi balik yang dikatalisasi oleh enzim reverse transcriptase. Fosfor asam fosfat nukleotida yang digunakan pada proses transkripsi balik itu sudah diberi label radioisotope 32P. Oleh karena itu cDNA yang terbentuk melalui transkripsi balik itu bersifat radioaktif, dan cDNA yang bersifat radioaktif itu selanjutnya digunakan sebagai pelacak (probe) pada eksperimen hibridisasi Southern Blotting. Pada ekksperimen hibridisasi itu cDNA tsb. dihibridisasikan dengan unting tunggal genom DNA normal (setelah heliks ganda dipisahkan menjadi unting-unting tunggal). Hasil hibridisasi Southern Blotting memperlihatkan bahwa cDNA tersebut berhibridisasi dengan fragmen-fi-agmen restriksi spesifik pada DNA genom di setiap kali eksperimen. Hasil yang sama selalu ditemukan pada DNA genom ayam apapun. Lebih lanjut urut-urutan DNA genom yang berhibridisasi dengan cDNA tersebut selalu ditemukan juga pada seluruh Vertebrata, bahkan pada D. melanogaster.
Eksperimen-eksperimen lanjutan memperlihatkan bahwa DNA genom yang berasal dari sel-sel normal seluruh hewan tinggi mengandung urut-urutan DNA yang secara esensial berhibridisasi dengan seluruh urut-urutan onkogen retrovirus; bahkan pada beberapa kasus, urut-urutan yang homolog terhadap v-onc (misalnya ras) ditemukanjuga pada eukariot rendah semacam S. cerevisiae. Dalam bubungan ini sudah dibuktikan juga bahwa DNA genom yang berhibridisasi dengan cDNA itu bukanlah urut-urutan provirus yang terintegrasi dengan DNA genom, tetapi memang benar-benar merupakan urut-urutan DNA genom sel. Sebagaimana yang telah dikemukakan, urut-urutan DNA genom tersebut itulah yang disebut sebagai cellular oncogen atau c-onc.
Pendekatan deteksi cellular oncogen yang kedua adalah melalui eksperimen transfeksi. Pendekatan eksperimen transfeksi ini didasarkan pada kemampuan onkogen untuk mengubah sel-sel normal (tidak bersifat kanker) yang ditumbuhkan pada kultur menjadi sel-sel kanker. Fenomena perubahan semacam itu disebut sebagai transformasi (jangan disamakan dengan transformasi rekombinasi).
Gambar 2.4 Prosedur Eksperimen Transfeksi yang Mengubah (Mentransformasi) Sel-Sel Normal Menjadi Sel-Sel Kanker
Fenomena transformasi sel-sel normal menjadi sel-sel kanker mengindikasikan telah terjadinya mutasi terhadap protoonkogen menjadi onkogen seluler, akibat pengaruh onkogen seluler pada eksperimen transfeksi. Berkenaan dengan hal ini Lewin , 2000, dalam Corebima, 2008 menyatakan bahwa prinsip umum kerja eksperimen transfeksi adalah bahwa substitusi pada urut-urutan pengkode dapat mengubah suatu protoonkogen menjadi suatu onkogen.
Eksperimen transfeksi ini biasanya berupa transfeksi DNA sel-sel NIH-3T3 (Turner, dkk., 1997; Lewin, 2000, dalam Corebima, 2008). Sel-sel ini adalah suatu galur sel permanen dari fibroblast mencit (berupa jaringan ikat yang tumbuh baik pada kondisi in vitro). Sel-sel NIH-3T3 ini sudah terbukti tidak berkembang menjadi sel-sel tumor manakala diinjeksikan ke dalam tubuh mencit yang tidak memiliki system imun. Pola pertumbuhan sel-sel NIH-3T3 pada kultur bersifat normal (tidak bersifat kanker). Dalam hubungan ini sel-sel NIH-3T3 ditransfeksikan dengan DNA yang hendak diperiksa. Cara yang dilakukan adalah DNA itu dituangkan ke atas sel-sel sebagai suatu endapan halus, sehingga memungkinkan beberapa sel mengambil dan mengekspresikan DNA asing itu. Apabila DNA asing itu mengandung sesuatu onkogen, maka pola pertumbuhan sel-sel pada kultur akan berubah, yang memperlihatkan karakteristik sel-sel kanker.
Kelebihan dari eksperimen transfeksi yang menggunakan sel-sel NIH-3T3 akan dipaparkan lebih lanjut (Turner, dkk., 1997, dalam Corebima, 2008): a) Uji ini adalah suatu uji kultur sel dan bukan suatu uji hewan utuh, dan dengan demikian sesuai untuk memeriksa sejumlah besar sampel. b) Hasil diperoleh jauh lebih cepat disbanding pada uji in vivo. c) Sel-sel NIH-3T3 baik digunakan untuk mengambil/menangkap serta mengekspresikan DNA asing. d) Secara teknis uji ini merupakan suatu prosedur sederhana dibanding pada uji in vivo.
Di lain pihak kekurangan dari eksperimen transfeksi yang menggunakan sel-sel NIH-3T3 adalah seperti di bawah ini (Turner, dkk., 1997, dalam Corebima, 2008): a) Beberapa onkogen mungkin bersifat spesifik terhyadap tipe-tipe sel tertentu sehingga tidak dapat dideteksi dengan fibroblast mencit. b) Gen-gen yang berukuran besar mungkin akan hilang karena kurang sesuai ditransfeksikan secara utuh. c) Sel-sel HIH-3T3 bukan merupakan sel-sel "normal" karena merupakan suatu galur sel permanen, sehingga gen yang dilibatkan pada tahap awal karsinogenesis mungkin hilang. d) Uji ini tergantung pada gen tertransfeksi yang bekerja dalam suatu pola gen dominan, sehingga tidak akan mendeteksi gen-gen suppressor tumor.

E. Produk Protoonkogen adalah Regulator Utama Pembelahan Sel
Selama beberapa tahun terakhir, sejumlah besar informasi tentang struktur dan fungsi berbagai protoonkogen telah terungkap. Satu-satunya sifat yang menyatukan gen-gen ini sebagai satu kelompok adalah bahwa semuanya memainkan peran sentral terhadap control pembelahan sel. Terkait dengan peran berbagai protonkogen terhadap control pembelahan sel, secara normal gen-gen itu berfungsi pada tingkat rendah, tetapi jika sudah berubah (baca onkogen seluler atau c-onc) maka gen-gen tersebut berfungsi pada tingkat yang tinggi (Tamarin dkk., 1991, dalam Corebima, 2008). Pemahaman tentang peran dari protoonkogen dan onkogen seluler semacam itu juga ditemukan pada Klug dan Cummings, 2000, dalam Corebima, 2008. Dikatakan bahwa dalam rangka meregulasi pembelahan sel, protoonkogen-protoonkogen ataupun produknya harus mengalami inaktivasi (baca sebagai aktivasi pada tingkat yang rendah); dan jika protoonkogen-protonkogen itu secara permanen digiatkan (baca sebagai aktivasi pada tingkat yang tinggi), maka terjadilah pembelahan sel yang tidak terkendali yang berakibat terbentuknya tumor. Lewin (2000) juga menyatakan bahwa protoonkogen-protoonkogen ras dapat diaktifkan oleh mutasi; dikatakan pula bahwa insersi, translokasi, atau amplifikasi dapat mengaktifkan protoonkogen-protoonkogen. Demikian pula, Turner, dkk., (1997, dalam Corebima, 2008) menyatakan bahwa versi normal dari onkogen seluler yang disebut protoonkogen, jika mengalami mutasi maka akan menjadi overaktif; dan karena bersifat overaktif, secara genetic onkogen-onkogen seluler dominan terhadap protoonkogen, dan itulah alasannya bahwa sekalipun hanya satu kopi, tetapi satu-satunya kopi itu sudah mampu membuat perubahan perilaku sel.
Dalam hubungan ini terlihat bahwa satu-satunya alasan dugaan peran protoonkogen terhadap control pembelahan sel, adalah bahwa dari laporan-laporan telaah sebelumnya, onkogen-onkogen dari protoonkogen-protoonkogen terkait memang bersifat onkogenik; dalam arti bahwa onkogen-onkogen itu menimbulkan transformasi pada eksperimen transfeksi. Oleh karena itu memang beralasan kalau Lewin, 2000, dalam Corebima, 2008 menyatakan bahwa kita dapat bertanya tentang aktivitas apa yang dilaksanakan oleh produk-produk protoonkogen dalam sel yang normal, demikian pula tentang bagaimana aktivitas produk-produk protoonkogen yang telah berubah pada sel yang mengalami transformasi. Lebih lanjut dipertanyakan pula, apakah beberapa protoonkogen merupakan regulator perkembangan normal, sebaliknya malfungsi dari protoonkogen itu berakibat terhadap penyimpangan pertumbuhan yang termanifestasi sebagai tumor; bahkan dikatakan lagi bahwa sekalipun kita sudah menyimak beberapa contoh hubungan antara protoonkogen dan fungsi sebagai regulator perkembangan normal, tetapi kita belum memiliki suatu pemahaman yang sistematik terhadap hubungan itu.
Berbagai protoonkogen tampaknya dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok (Gardner, dkk., 1991, dalam Corebima, 2008). Kelompok pertama adalah protoonkogen ysmg mengkode factor pertumbuhan (misalnya c-sis) atau yang mengkode reseptor factor pertumbuhan (misalnya c-fms dan c-erbB). Kelompok kedua adalah protoonkogen yang mengkode protein pengikat GTP yang memiliki aktivitas GTPase (misalnya c-H-ras, c-K-ras dan N-ras). Kelompok protoonkogen ketiga adalah yang mengkode protein kinase, berupa protein kinase yang spesifik tirosin atau yang spesifik serin-threonin. Protookogen pengkode protein kinase spesifik tirosin adalah c-abi, c-fes, c-fgr, c-fps, c-ros, c-src dan c-yes; sedangkan yang mengkode protein kinase spesifik serin-threonin adalah c-mil, c-mos, dan c-raf. Di lain pihak kelompok protoonkogen keempat adalah pengkode protein regulator transkripsi seperti c-fos, c-jun, c-erbA, c-myc, serta mungkin c-myb, dan c-ets.
Pengelompokkan protoonkogen pada somber rujukan lain dapat tidak tepat sama. Satu contoh pengelompokkan yang tidak tepat sama itu ditunjukkan berikut. Berikut ini dikemukakan mekanisme kerja protoonkogen yang diyakini memperlihatkan peran dari gen-gen tersebut terhadap control pembelahan sel eukariot. Paparan tentang peran dari gen-gen terutama didasarkan pada Gardner, dkk, 1991 dalam Corebima, 2008, yang dilengkapi dengan informasi sumber lain. Sebagaimana yang telah dikemukakan, mekanisme kerja dari sebagian protoonkogen (individual maupun kelompok) memperlihatkan perannya yang jelas terhadap control pembelahan sel, tetapi sebagian lainnya kurang jelas.
Gen pengkode factor pertumbuhan seperti protoonkogen sis mengkode sebagian factor pertumbuhan PDGF (platelet-derived growth factor) yang dikeluarkan kalau ada jaringan yang terluka. Dalam hal ini satu dari antara ke dua polipeptida penyusun protein PDGF dikode oleh protoonkogen sis. Seperti diketahui, PDGF hanya berpengaruh terhadap satu tipe sel yaitu sel-sel fibroblast, yang menjadi bagian dari sistem penutupan luka. Hubungan antara PDGF sudah diungkap pada kajian eksperimental; gen PDGF yang telah diklon dimasukkan ke dalam sel fibroblast yang pada keadaan normal tidak membuat PDGF, dan sebagai akibatnya adalah bahwa sel fibroblast itu mengalami transformasi menjadi sel tumor (Russel, 1992, dalam Corebima, 2008). Sebagaimana yang telah dikemukakan, gen pengkode protein reseptor factor pertumbuhan adalah erbB dan fms. Prototip struktur dari produk protoonkogen seperti erbB dan fins yang memiliki aktivitas protein kinase spesifik tirosin intraseluler ditunjukkan pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Bagan Struktur Prototip Reseptor Faktor Pertumbuhan Transmembran yang Memiliki Aktivitas Protein Tirosin Kinase
Peran dari reseptor factor pertumbuhan diduga bersangku-paut dengan transfer signal dari permukaan sel menuju ke inti sel (Gardner, dkk., 1991, dalam Corebima, 2008). Dalam hal ini reseptor tersebut mengikat factor pertumbuhan pada tapak pengikatan yang terdapat di permukaan luar sel. Lebih lanjut reseptor itu mengirim sebuah signal menuju ke tapak tirosin kinase di bagian dalam sel, terutama melalui suatu transisi alosterik. Dampak berikutnya adalah tirosin kinase teraktivasi sehingga menginduksi fosforilasi protein intraseluler utama. Aktivasi tapak tirosin kinase mungkin melibatkan autofosforilasi, karena protein kinase reseptor itu sudah diketahui mengalami autofosforfilasi yang reversibel dari residu tirosin spesifik di dekat ujung COOH dari protein dalam sel.
Protein protoonkogen src maupun produk dari beberapa protoonkogen lain yang masih tergolong sekelompok, juga memiliki aktivitas protein kinase yang spesifik tirosin., sekalipun tidak bersifat transmembran. Protein kinase yang dikode oleh protoonkogen src, sehingga gen itu disebut juga sebagai protoonkogen pp60src (Russel, 1992, dalam Corebima, 2008). Seperti diketahui enzim protein kinase berfungsi mengkatalisasi penambahan gugus fosfat terhadap protein. Terkait protein kinase spesifik tirosin, enzim itu mengkatalisasi penambahan gugus fosfat pada asam amino tirosin yang menjadi komponen protein. Dilaporkan juga bahwa protein yang mengalami fosforilasi pada residu tirosinnya tampaknya bersangkut-paut dengan wujud sitoskeleton (wujud sel yang normal berbeda dari sel yang telah mengalami transformasi), serta dilibatkan pula pada proses glikolisis. Protein-protein itu berasosiasi dengan permukaan sitoplasmik dari membrane plasma. Protein-protein kinase itu juga terlibat dalam transduksi signal, tetapi signal apa yang direspon maupun bagaimana transmisinya belum diketahui, sekalipun sangat beralasan untuk menduga bahwa fosforilasi target protein intraseluler yang utama juga merupakan cara kerja produk-produk protoonkogen itu.
Sebagaimana yang telah dikemukakan, onkogen-onkogen (termasuk protoonkogen) ras adalah gen pengkode protein pengikat GTP yang memperlihatkan aktivitas GTPase, dan yang mungkin analog dengan protein G. Lewin (2000, dalam Corebima, 2008) menyatakan bahwa produk protoonkogen ras adalah protein pengikat nukleotida berbasa guanine yang monomerik, yang aktif bilamana berikatan dengan GTP, sedangkan menjadi tidak aktif jika berikatan dengan GDP. Turner dkk., (1997, dalam Corebima, 2008) juga menyatakan bahwa protein produk protoonkogen normal berikatan dengan GTP jika teraktivasi, dan menjadi tidak teraktivasi oleh aktivitas GTPase sendiri; sebaliknya pada onkogen ras (yang sudah mengalami mutasi titik) aktivitas GTPase terhambat, sehingga protein produk onkogen terus aktif.
Produk dari protoonkogen jun dan fos sudah diketahui merupakan komponen protein inti dan berperan sebagai activator dari proses transkripsi gen. Protein produk dari protoonkogen jun dikenal seba factor transkripsi AP-1 (Gardner, dkk., 1991, dalam Corebima, 2008). Protein itu pertama kali diidentifikasi sebagai suatu factor di dalam inti yang dibutuhkan untuk transkripsi yang diinduksi oleh senyawa penyebab tumor tertentu. Faktor transkripsi AP-1 atau yang disebut juga sebagai pjun sudah diketahui secara spesifik berikatan pada elemen enhancer genom virus SV40 maupun pada enhancer gen HA metallothionein manusia. Tapak pengikatan pjun sudah diketahui pula memiliki urut-urutan consensus TGACTCA. Lebih lanjut bahkan saat ini sudah diketahui pula bahwa produk protoonkogen fos ternyata membentuk suatu kompleks yang kuat dengan produk protoonkogen pjun.
Protein produk dari protoonkogen-protoonkogen itu kaya akan asam amino leusin, yang mempunyai potensi untuk membentuk daerah-daerah heliks α yang memiliki rantai samping menjulur keluar dari permukaan heliks yang sama pada interval-interval yang beraturan. Protein-protein semacam itu diduga berinteraksi dengan cara membentuk apa yang disebut sebagai ritsleting leusin atau "leucine zipper".
Gambar 2.6 Interaksi antara pjun dan pfos
Readmore »»

Sabtu, 05 Maret 2011

10 Dinosaurus Bertanduk Paling Menakjubkan

Dinosaurus merupakan hewan pra sejarah yang sangat populer. Para Ilmuwan memperkirakan jutaan tahun yang lalu, bumi ini dipenuhi oleh hewan-hewan raksasa yang luar biasa.

Namun, kemudian punah, dengan berbagai teori, ada yang mengatakan karena adanya meteor raksasa yang menabrak bumi dan memusnahkan dinosaurus itu.

Dari berbagai jenis fosil Dinosaurus, ada suatu spesies Dinosaurus yang sangat spektakuler dan terkenal, yaitu ceratopsoans, Dinosaurus bertanduk.

Salah satu jenisnya adalah Triceratops, Dinosaurus bertanduk yang paling terkenal karena sering muncul di berbagai film dinosaurus. Berikut ini ada 10 Jenis Dinosaurus bertanduk yang sangat luar biasa.


1. Kosmoceratops
Salah satu Dinosaurus yang terakhir ditemukan fosilnya ini kami tempatkan pada urutan pertama. Karena Kosmoceratops ini memiliki sedikitnya 13 tanduk di kepalanya (15 jika menghitung tanduk pada rahangnya.).


Ilmuwan menamakannya “Dinosaurus paling cantik” karena hiasannya yang sangat banyak. Tanduk-tanduk yang ada di bagian depan wajahnya adalah tanduk yang tidak terlihat untuk menyerang, tapi lebih digunakan untuk menakuti predator dan saingannya.

Dinosaurus ini diperkirakan hidup di Amerika Utara, Fosilnya ditemukan di Utah, negara bagian di Amerika barat.

2. Coahuilaceratops
Coahuilaceratops magnacerna sangat mirip dengan Pentaceratops, jenis Dinosaurus paling terkenal yang telah disebutkan di awal.

Fosil dinosaurus ini ditemukan di sebelah utara Meksiko, Coahuila. Dia memiliki sebuah tanduk di atas hidungnya, dan sepasang tanduk di bagian atas yang merupakan tanduk terbesar diantara dinosaurus bertanduk lainnya.


Panjangnya kira-kira 1.5 meter. Nama sebutannya (magnacuerna horns berarti tanduk besar). Walaupun ada yang memperkirakan beratnya hingga 12 ton (2 kali berat T-rex), namun sebenarnya beratnya hanya sekitar 5 ton, seukuran gajah dengan panjang 7 meter.

Hal ini dijelaskan pada tahun 2010 ini, yang merupakan salah satu tambahan keterangan tentang ceratopsian ini.

3. Rubeosaurus
Rubeosaurus dulunya dimasukan pada spesies Styracosaurus. Ukuran tanduk pada rumbainya lebih kecil dari Styracosaurus, tetapi tanduk di hidungnya sangat besar, sehingga sangat pantas disebut sebagai senjata yang sangat berbahaya.


Tidak seperti tanduk pada Badak, yang secara keseluruhan terbuat dari keratin (protein penyusun rambut dan kuku), Rubeosaurus, dan kebanyakan ceratopsians, tersusun atas sel tulang penuh, yang dilapisi oleh keratin.

Keratin biasanya tidak bisa menjadi fosil, sehingga diperkirakan tanduk ceratopsians ini lebih panjang dan tajam pada saat dia masih hidup dari pada fosil nya yang telah ditemukan.

Sayangnya, tanpa lapisan keratin yang tersisa, tidak mungkin ukuran sebenarnya dapat diperkirakan. Bagian tanduk unik dari Rubeosaurus ini adalah tanduk yang ada di bagian atas rumbainya. Terdapat sepasang tanduk yang saling bertemu, sehingga membentuk segitiga.

4. Diabloceratops
Diabloceratops berarti “wajah setan bertanduk”. Fosilnya ditemukan di Utah. Dinosaurus ini memiliki tanduk pada hidung yang kecil., tetapi tanduk pada keningnya sangat besar, dan tanduk yang ada di rumbainya jauh lebih besar lagi.


Keempat tanduknya itu, dengan dua buah tanduk yang ada di keningnya, membuat penampilannya sangat aneh, sangat berbeda dengan dinosaurus lain yang pernah ditemukan.

Diabloceratops diperkirakan sebagai dinosaurus bertanduk yang primitif, karena memiliki beberapa persamaan anatomi dengan protoceratosids.

Rahangnya sangat padat dan kuat, serta tanduk dan tubuhnya sangat kokoh, sehingga diperkirakan dinosaurus ini menggunakannya untuk melawan predator yang mengancam mereka.

5. Einiosaurus
Fosil Einiosaurus ditemukan pada tahun 1985, dan diberi nama pada tahun 1995. Namanya berarti “Kadal bison”. Walaupun sangat dekat dengan Styracisaurus, dia memiliki tampilan yang berbeda.


Dia hanya memiliki dua tanduk yang panjang dan lurus di rumbai kepalanya, dan sebuah tanduk aneh, “pesek”, dan melengkung ke depan di atas hidungnya, sehingga terlihat seperti pembuka botol.

Walaupun tanduk di bagian hidungnya tidak terlihat sebagai senjata yang efektif, tapi tanduk lurus yang ada di rumbainya mungkin digunakan untuk bertahan dari berbagai karnivora, salah satunya mencegah serangan pada punggungnya.

Seperti Pachyrhinosaurus, Einiosaurus diketahu hidup di habitat yang luas. Fosil dinosaurus ini ditemukan di daerah Montana.

6. Styracosaurus
Walaupun dinosaurus ini salah satu dinosaurus klasik dan telah diketahui sejak tahun 1913, Styracosaurus telah menjadikan dirinya sebagai salah satu ceratposians yang spektakuler.


Dia memiliki sebua tanduk yang panjang dan berbahaya di bagian moncongnya, dan enam tanduk lainnya di bagian rumbainya (sehingga ia diberi nama yang artinya reptile berduri).

Dinosaurus ini terlihat sangat menakutkan, sehingga dimungkinkan banyak predator yang tidak berani untuk secara langsung berhadapan dengan dinosaurus ini. Dinosaurus ini panjangnya sekitar 5,5 meter dengan berat sekitar 3 ton. Fosilnya ditemukan di Kanada.

7. Pentaceratops
Pentaceratops sering dikatakan memiliki tulang tengkorak terbesar dari semua hewan darat (walaupun meungkin Torosaurus dan Eotriceratops mampu menyainginya). Namanya berarti “Muka bertanduk lima”.


Sebenarnya mungkin ada salah perhitungan dan perkiraan, karena kedua tanduk yang ada, sebenarnya merupakan tulang epujugal (seperti duri yang timbul dari tulang dekat matanya) yang banyak dimiliki ceratopsians, tapi ukurannya sangat besar pada Pentaceratops ini. Rumbainya memiliki dua lubang atau “fenestrae” yang dilapisi oleh kulit ketika masih hidup.

Para ahli Paleontology yakin bahwa kulit ini berwarna cerah dan digunakan untuk menakuti predator dan menantang saingan dalam spesies yang sama.

Bahkan ada yang berspelulasi bahwa mereka mampu mengganti warna dan corak dari kulit ini seperti bunglon. Dinosaurus ini ditemukan di Meksiko, dengan panjang 8 meter dan berat 5,5 ton.

8. Medusaceratops
Ceratopsian ini memiliki bentuk tanduk melengkung yang aneh di bagian rumbainya. Tanduk ini panjangnya sekitar 7 meter. Dinosaurus ini sebelumnya dinamakan Albertaceratops, namun pada tahun 2010 namanya telah diganti dengan nama Ceratopsian .


Medusaceratops berarti “wajah medusa bertanduk”, karena tanduknya yang bengkok mirip dengan Medusa, tokoh wanita berambut ular dari mitologi Yunani kuno. Dinosaurus ini ditemukan di Montana Amerika barat, dan diperkirakan hidup sekitar 77 juta tahun yang lalu.

9. Pachyrinosaurus
Namanya berarti “reptile berhidung tebal”, karena selain memiliki tanduk yang dimiliki oleh kabanyakan ceratopsians, makhluk ini memiliki tulang aneh yang tumbuh di bagian depan, yang terlihat seperti telah terpotong karena sebuah perkelahian.


Mereka juga memiliki tanduk dan duri di bagian rumbainya dan memiliki sebuah tanduk aneh yang berada di belakang matanya. Ukuran dan bentuk dari ornamen-ornamen itu berbeda-beda pada setiap individu, dan mungkin membantu mereka untuk mengenal satu sama lain.

Banyak fosil yang ditemukan teridiri dari berpasang- pasang individu dengan satu individu muda dan dewasa. Ini menunjukan bahwa dinosaurus ini hidup berkelompok. Hewan ini berukuran cukup besar, panjangnya mencapai 8 meter dan beratnya sekitar 4 ton.

10. Eotriceratops
Eotriceratops ini dinamakan pada tahun 2007, yang berarti “Triceratops awal”, karena mirip dengan Triceratops tapi hidup jutaan tahun sebelumnya. Sejak Triceratops terkenal, tampilan Eotriceratops (rumbai yang khas, dua buah tanduk di bagian mata dan sebuah tanduk di bagian hidung) menjadi sangat familiar.


Tapi ada satu hal yang membuat dinosaurus ini spesial, yaitu ukurannya. Dia adalah Ceratopsian terbesar yang pernah ada, berdasarkan penelitian para ahli paleontology, dilihat dari ukuran tulang tengkoraknya yang sepanjang 3 meter dan sama beratnya dengan sebuah mobil.

Hewan ini dimungkinkan memiliki panjang sekitar 9-10 meter dan beratnya melebihi Tyranosaurus rex. Dinosaurus ini hidup di Kanada 68 tahun yang lalu.

Sumber :
gambarkeren.info Readmore »»

5 Hewan Hasil Kloning yang Memicu Kontroversi


Kehadiran Dolly merupakan peristiwa penting dalam teknologi genetika yang menunjukkan bahwa para ilmuwan bisa membalikkan waktu selular dengan mengkonversi sel domba dewasa menjadi embrio yang kemudian tumbuh menjadi domba baru.
1. Dolly, Kloning Domba Pertama
Kehadiran Dolly merupakan peristiwa penting dalam teknologi genetika yang menunjukkan bahwa para ilmuwan bisa membalikkan waktu selular dengan mengkonversi sel domba dewasa menjadi embrio yang kemudian tumbuh menjadi domba baru.


Kelahirannya menyulut perdebatan sengit tentang etika dan akibat kloning. Seorang penulis mengklaim bahwa Dolly “menatap anda dengan kedua mata merahnya yang penuh kebencian”.

Sanggahan etika yang menentang kloning hewan diperkuat ketika domba tersebut dikritik pada tahun 2003 setelah mengidap penyakit paru-paru. Hewan tersebut ditimpa dengan masalah-masalah kesehatan dan juga menderita karena artritis prematur.

2. Tikus Bernama Cumulina
Cumulina merupakan yang pertama dari 50-an tikus identik sepanjang tiga generasi yang dibuat di Universitas Hawai pada tahun 1998.

http://news.bbc.co.uk/nol/shared/spl/hi/pop_ups/07/sci_nat_cloning_hall_of_fame/img/2.jpg

Hewan kloning tersebut dinamakan Cumulina karena dia dibuat dari DNA sel-sel kumulus yang mengelilingi telur yang sedang berkembang pada indung telur tikus betina.

Cumulina merupakan hewan pertama yang dikloning dari sel-sel dewasa yang bertahan hingga masa dewasa dan menghasilkan dua seperindukan sehat.

3. Gaur (Bos Gaurus) Bernama Noah
Noah, hewan gaur (spesies dari Asia Tenggara yang mirip bison), merepresentasikan percobaan pertama yang dilakukan oleh para ilmuwan untuk mengkloning hewan yang terancam punah.

http://www.businesspundit.com/wp-content/uploads/2009/02/noah.jpg

Para ilmuwan di Amerika berharap bisa mengambil langkah besar dalam upaya melindungi spesies yang terancam punah dengan melahirkan kloningan gaur di sebuah peternakan di Iowa. Namun Noah mati sesaat setelah lahir pada tahun 2001.

4. Kucing Bernama CC
CC atau Carbon Copy yang lahir pada tahun 2001 merupakan hewan peliharaan pertama yang dikloning. Para ilmuwan berharap bahwa menciptakan carbon copy kucing bisa menawarkan jutaan pemilik piaraan kesempatan untuk membangkitkan hewan peliharan kesayangan keluarga.

 http://www.catnews.org/images/cat220.JPG

Namun walaupun Rainbow yang merupakan kucing orisinil bertubuh gemuk dan memiliki warna putih dengan bintik-bintik coklat, coklat muda dan keemasan, CC bertubuh ramping dengan warna putih dan belang abu-abu. Lebih lagi, kedua kucing tersebut memiliki sifat berbeda, Rainbow pendiam tapi CC suka bermain.

5. Sapi Bernama Vandyk-K Integ Paradise 2
Hewan ini merupakan salah satu dari tiga yang dikembangkan dari sel-sel yang diambil dari sapi yang memenangkan berbagai perlombaan bernama Vandyk K Integ Paradise di Amerika. Embrio-embrio yang dibekukan dari kloning tersebut ditanamkan pada induk-induk pengganti di Inggris.

 http://www.tastum-holsteins.com/images/Rosedale%20A%20Present%20Of%20Paradise.jpg

Vandyk-K Integ Paradise 2 menjadi pusat pembicaraan ketika daging dari keturunan kloning tersebut masuk pasaran.

Sumber :
id.onjou.web.id
Readmore »»

Air Kelapa, Khasiat dan Kandungannya untuk Kesehatan


Air kelapa, khususnya air kelapa muda, sejak lama telah dikenal sebagai minuman yang menyehatkan. Letaknya yang terlindung oleh tempurung yang keras dan sabut kelapa yang tebal, menyebabkan air kelapa merupakan minuman yang steril, bebas dari segala bentuk kontaminasi (fisik, kimia, dan mikrobiologi).

Dewasa ini es kelapa muda banyak dijual di berbagai tempat, dari warung tenda di pinggir jalan hingga restoran dan hotel berbintang. Biasanya dihidangkan bersama dengan sirop dan es batu, sehingga menjadi lebih segar.

Karena rasanya yang sudah manis, kelapa muda juga enak untuk langsung dihidangkan tanpa penambahan gula atau sirop. Di rumah makan Sunda, kelapa muda dihidangkan lengkap dengan tempurungnya, dikenal dengan istilah kelapa batok.

Pohon Kehidupan
Dari beberapa media massa (cetak dan elektronik) terbetik berita bahwa buah kelapa telah berhasil menyelamatkan nyawa beberapa korban musibah tsunami di Aceh. Pengungsi yang lari menuju perbukitan, korban yang menyelamatkan diri di pohon kelapa, maupun yang terapung-apung di pantai, semuanya bisa selamat berkat bantuan buah kelapa, terutama dari bagian daging buah dan airnya.

Tanaman kelapa banyak terdapat di daerah beriklim tropis dan diperkirakan dapat ditemukan di lebih dari 80 negara. Indonesia merupakan negara agraris yang menempati posisi ketiga setelah Filipina dan India sebagai penghasil kelapa terbesar di dunia.

Banyaknya pohon kelapa yang tumbuh di Indonesia, khususnya di daerah dekat pantai, menyebabkan Indonesia diberi julukan sebagai negeri nyiur melambai. Secara tradisional, nenek moyang kita telah sangat bersahabat dengan tanaman kelapa.

Bahkan, dalam beberapa upacara adat, kehadiran kelapa mutlak diperlukan sebagai perlambang dari suatu harapan dan niat baik. Mungkin karena manfaatnya yang sangat banyak, tunas kelapa dijadikan logo Praja Muda Karana (Pramuka) di Indonesia.

Tanaman kelapa ( Cocos nucifera L.) merupakan tanaman yang serbaguna, baik untuk keperluan pangan maupun nonpangan. Setiap bagian dari tanaman kelapa, dari akar hingga pucuk daun, dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Pohon kelapa sering diberi julukan The Tree of Life (pohon kehidupan) atau A Heavenly Tree (pohon surga).

Batang kelapa dapat dipakai sebagai bahan bangunan, daunnya dianyam untuk atap rumah, daun muda untuk janur, tulang daun untuk sapu lidi, pelepah daun untuk kayu bakar, nira untuk gula merah, serta bagian buahnya untuk berbagai keperluan.

Buah Kelapa
Satu pohon kelapa dapat berbuah mulai dari 10 hingga 13 kali dalam setahun. Buah kelapa tumbuh dalam rumpun, bisa mencapai 12 buah per rumpun. Daging buah kelapa merupakan bagian yang paling penting dari komoditi asal pohon kelapa.

Daging buah merupakan lapisan tebal berwarna putih. Bagian ini mengandung berbagai zat gizi. Kandungan zat gizi tersebut beragam sesuai dengan tingkat kematangan buah .
Selama perkembangannya, buah kelapa secara kontinyu mengalami kenaikan berat. Ukuran berat maksimum tercapai pada bulan ketujuh. Pada saat itulah jumlah air kelapa mencapai maksimal.

Setelah periode tersebut, air kelapa berkurang jumlahnya dan daging kelapa mengalami penebalan. Penebalan daging mencapai puncaknya pada bulan ke-9. Di atas bulan ke-10, kelapa dapat dikatakan tua. Pada periode tersebut, kadar air semakin berkurang. Itulah yang menyebabkan kelapa tua akan berbunyi jika dikocok-kocok.

Buah kelapa tua terdiri dari empat komponen utama, yaitu: 35 persen sabut, 12 persen tempurung, 28 persen daging buah, dan 25 persen air kelapa. Daging buah tua merupakan bahan sumber minyak nabati (kandungan minyak 30 persen).

Perbedaan mendasar antara daging buah kelapa muda dan tua adalah kandungan minyaknya. Kelapa muda memiliki rasio kadar air dan minyak yang besar. Kelapa disebut tua jika rasio kadar air dan minyaknya optimum untuk menghasilkan santan dalam jumlah terbanyak.
Sebaliknya, bila buah kelapa terlalu tua, kadar airnya akan semakin berkurang. Pada kondisi tersebut, hasil santan yang diperoleh menjadi sedikit.

Kembalikan stamina tubuh
Di masyarakat kita berkembang suatu kepercayaan bahwa air kelapa, khususnya kelapa hijau, sangat baik diminum oleh ibu yang sedang hamil agar proses persalinan menjadi mudah dan anak yang dilahirkan memiliki kulit yang putih dan mulus.

Air kelapa muda juga dipercaya memiliki efek pengobatan terhadap ginjal dan hipretensi (tekanan darah tinggi). Terlepas dari benar atau tidaknya anggapan tersebut, ada baiknya kita kaji kandungan gizi yang ada pada air dan daging buah kelapa muda.

Jumlah air per butir kelapa muda sangat bervariasi, tergantung dari ukuran buahnya. Secara umum kadarnya tidak kurang dari 250 ml per butir. Komposisi gizi air kelapa muda sangat bervariasi, tergantung kepada varietas kelapa dan umur buah.

Secara umum, air kelapa mengandung 4,7 persen total padatan, 2,6 persen gula, 0,55 persen protein, 0,74 persen lemak, serta 0,46 persen mineral. Komposisi gizi yang demikian bagus menyebabkan air kelapa dapat digunakan sebagai media pertumbuhan mikroba, misalnya Acetobacter xylinum untuk produksi nata de coco. Air kelapa juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan berbagai jenis minuman, jeli, alkohol, dektran, cuka, dan kecap.

Jenis gula yang terkandung pada air kelapa adalah glukosa, fruktosa, dan sukrosa. Beberapa jenis kelapa ada yang memiliki kadar gula sebesar 3 persen pada air kelapa tua dan 5,1 persen pada air kelapa muda. Itulah yang menyebabkan air kelapa muda berasa lebih manis daripada air kelapa tua.

Asam amino yang banyak terkandung pada air kelapa adalah asam glutamat, arginin, leusin, lisin, prolin, asam aspartat, alanin, histidin, fenilalanin, serin, sistin, dan tirosin. Vitamin yang banyak terkandung pada air kelapa adalah vitamin C, asam nikotinat, asam pantotenat, biotin, riboflavin, dan asam folat.

Jenis mineral terbanyak yang terdapat pada air kelapa adalah potasium (kalium). Mineral lain yang terdapat dalam jumlah cukup banyak kalsium, magnesium, dan klorida, sedangkan dalam jumlah sangat sedikit adalah sodium (natrium).

Komposisi minuman dengan rasio kalium terhadap natrium yang tinggi, sangat menguntungkan bagi kesehatan, khususnya terhadap pencegahan penyakit tekanan darah tinggi, seperti yang diyakini oleh masyarakat umum selama ini.

Susunan zat gizi yang ada pada air kelapa sangat mendekati komposisi cairan isotonik, yaitu cairan yang sangat sesuai dengan cairan tubuh. Itulah sebabnya cairan isotonik saat ini banyak diperjualbelikan sebagai salah satu jenis minuman bagi para olahragawan ( sports drinks).

Minuman isotonik diharapkan dapat menggantikan mineral tubuh yang hilang melalui keringat, selama aktivitas berolahraga ataupun kerja keras lainnya. Di tingkat industri, minuman isotonik umumnya dibuat dengan mencampur air, gula, aneka mineral (elektrolit), pencita rasa dan zat pewarna.

Tampaknya air kelapa memilki potensi besar untuk dikembangkan sebagai minuman isotonik alami yang murah meriah, apalagi di saat berpuasa. Cuaca yang terik di siang hari dan aktivitas fisik yang berlebih di bulan puasa, akan menguras keringat yang cukup banyak. Di lain pihak, pemasukan cairan tidak ada sama sekali.

Kondisi tersebut menyebabkan kita menjadi sangat mudah lelah dan mengantuk. Namun, berpuasa jangan dijadikan alasan untuk mengurangi aktivitas di siang hari. Pemilihan air kelapa muda sebagai minuman berbuka puasa dapat diandalkan untuk mengembalikan stamina tubuh.
Readmore »»