Sabtu, 02 April 2011

Mengenal Sekilas "Si Kecil Biru" yang Menakjubkan

     Ada sebuah kisah menarik mengenai sebuah rumah tangga di Amerika Serikat yang berhubungan dengan "si kecil biru" ini.
    Hanya karena sebutir pil, pasangan yang semula harmonis menjadi berantakan sampai harus berperkara di pengadilan. Simaklah kisah jutawan New York, Frank Bernardo (70) dan teman hidupnya, Roberta Burke (63) Menurut penuturan Burke, sejak 1994 suaminya menderita impotensi. Namun lantaran sudah sama-sama tua, loyonya kelelakian Bernardo tidak menjadi gangguan atas keharmonisan hidup pasangan ini. Sampai kemudian Bernardo berkenalan dengan si mungil Viagra, pil temuan baru yang berkhasiat memulihkan keperkasaan lelaki. Ternyata setelah minum Viagra kegiatan pak tua ini di tempat tidur seperti perjaka lagi. Setelah mendapatkan keperkasaan yang selama ini padam, sejak Mei 1998 tanpa ewuh-pakewuh Bernardo meninggalkan sang istri. Akhirnya, Selasa 16 Juni 1998, Burke menyeret suaminya ke pengadilan Mineola, New York. Ia menuntut ganti rugi sebesar 2 juta dollar (Majalah Seks Konseling-Online).
. . .Begitu muncul Viagra, jutaan orang di seluruh dunia yang mendambakan kembali keperkasaanya lantas merasa mendapat penyelamat baru. Tak pelak, pil produksi raksasa farmasi New York, Pfizer Pharmaceuticals, ini laris manis terjual ke seluruh dunia. Setelah mengantungi izin dari Lembaga Pengawasan Obat dan Makanan (FDA) AS pada tanggal 27 Maret 1998, pil ini segera diburu orang.
     Diperkirakan di bumi ini terdapat sekitar 140 juta pria penderita gangguan ereksi jangka panjang. Obat ini cocok untuk kasus impotensi dan lemah syahwat lantaran diabetes, gangguan syaraf tulang belakang, dan prostatectomy. Juga cocok bagi penderita ejakulasi prematur. Sejak dilempar ke pasar, dalam waktu 6 minggu tak kurang dari 1,5 juta resep ditulis para dokter setiap hari bagi para pemburu Viagra. Belum termasuk mereka yang memburunya secara ilegal di pasar gelap tanpa resep dokter. Bahkan seorang urolog dari Washington, John Stripling, mengganti tulisan tangan resep Viagra dengan stempel karet. Mungkin tangannya sudah pegel. Meski harga resminya 16 AS $/pil, di pasar gelap orang mau membelinya hingga berlipat-lipat. Di Taiwan orang mau merogoh kocek 60 AS $ hanya untuk sebutir pil biru ini. Di Jerman dijual 30 DM atau sekitar Rp 258.000,-/pil (Majalah Seks Konseling-Online).

B. Struktur Kimia dan Farmakologi Viagra (Sildenafil Sitrat)
     Sildenafil sitrat, dijual dengan nama Viagra, Revatio, dan berbagai nama lain, adalah obat yang digunakan untuk terapi disfungsi ereksi (impotensi) dan hipertensi arteri paru-paru (pulmonary arterial hypertension, PAH) yang dikembangkan oleh perusahaan farmasetika Pfizer. Pil Viagra berwarna biru dan berbentuk wajik dengan kata "Pfizer" pada satu sisi, dan "VGR xx" (xx bisa berupa "25", "50", atau "100" sesuai dosis pil tersebut dalam miligram) pada sisi lainnya. Pesaing utamanya adalah tadalafil (Cialis) dan vardenafil (Levitra) (Wikipedia, 2010). Pada Wikipedia (2010) juga memaparkan struktur kimia dan farmakologi Viagra sebagai berikut: 
Figure 2. Sildenafil

Tatanama IUPAC 1-[4-etoksi-3-(6,7-dihidro-1-metil-7-okso-3-propil-1H-pirazolo[4,3-d]pirimidin-5-il)fenilsulfoni]-4-metilpiperazin sitrat 
Pengenal Nomor CAS 171599-83-0 Kode ATC G04BE03 PubChem 5281023 DrugBank APRD0055

Data kimia Formula C22H30N6O4S • C6H8O7 Berat mol. basa: 474.6 g/mol garam: 666.7 g/mol SMILES cari di eMolecules, PubChe

Data farmakokinetik Bioavailabilitas ? Metabolisme ? Waktu paruh 3-4 jm Ekskresi ?
Pertimbangan terapi Kat.kehamilan N/A Status hukum Dengan resep/POM Alur Oral



B. Mekanisme Kerja Viagra
     Sildenafil sitrat, dijual dengan nama Viagra atau Revatio dan masih banyak nama produk yang lain lagi , yang merupakan suatu obat yang digunakan untuk menyembuhkan disfungsi ereksi (erectile dysfunction) dan hipertensi arteri pulmonal (pulmonary arterial hypertension/PAH). Obat tersebut dikembangkan dan kini sedang dipasarkan oleh perusahaan obat Pfizer. Obat ini berperan sebagai penghambat cGMP spesifik phosphodiesterase type 5, suatu enzim yang mengatur peredaran darah yang mengalir ke penis. Sejak obat ini dipasarkan tahun 1998, sildenafil merupakan obat yang diandalkan sebagai solusi disfungsi ereksi. Selain Sildenafil (Viagra), di pasaran terdapat obat lain mengatasi disfungsi ereksi yaitu tadalafil (Cialis) dan vardenafil (Levitra) (Apoteker.Info-Online).
     Mekanisme kerja viagra (sildenafil sitrat) adalah dengan cara melindungi cGMP (cyclic guanosine monophosphate) dari degradasi oleh PDE5 (phosphodiesterase tipe 5) di corpus cavernosum. Nitrat oksida (NO) di corpus cavernosum akan berikatan dengan reseptor enzim guanilat siklase, yang akan menyebabkan peningkatan kadar cGMP, sehingga terjadi vasodilatasi pada otot halus di penis (Apoteker.Info-Online). Menurut Bachtiar (2009) peningkatan kadar cGMP mengakibatkan relaksasi otot polos pembuluh darah, termasuk cabang pembuluh darah arteri penis (helicine arteries). Helicine arteries yang melebar dapat meningkatkan aliran darah masuk ke badan penis. Mekanisme ini akan mengakibatkan bertambahnya aliran darah yang menuju penis, sehingga menyebabkan ereksi.
     Viagra (sildenafil sitrat) dimetabolisme oleh enzim-enzim di hati, kemudian diekskresi oleh hati dan ginjal. Bila Viagra diminum bersamaan dengan makanan tinggi lemak, maka penyerapan Viagra di dalam tubuh akan menurun, waktu untuk mencapai konsentrasi maksimum (Cmax) akan lebih lama satu jam, dan Cmax sendiri menurun hanya menjadi sepertiganya (Apoteker.Info-Online).
     Sildenafil citrate memiliki fungsi alamiah sebagai vasodilator (zat pelebar pembuluh darah). Dengan efeknya, sildenafil citrate atau viagra dapat membantu penderita gangguan ereksi supaya mendapatkan ereksi yang kuat. Namun sebagai vasodilator, Viagra juga memiliki efek negatif terhadap fungsi biologis organ tubuh lain yang terkait (Bachtiar, 2009).


C. Manfaat Lain dari Viagra
     Obat anti-impotensi populer Viagra ternyata tidak hanya berkhasiat bagi kejantanan pria. Pil berwarna biru ini juga berpotensi menjadi obat yang dapat menyelamatkan pasien penderita kelainan otot yang disebut distrofi dari ancaman kematian dini.
     Manfaat sampingan viagra ini diungkap oleh para peneliti dari Montreal Heart Institute Study Kanada yang juga memuat laporannya dalam jurnal terbaru Proceedings of the National Academy of Sciences. Lewat riset ini, mereka menemukan bagaimana mekanisme viagra mengatasi impotensi juga dapat membantu mengatasi gagal jantung pada penderita distrofi otot. Hasil pengujian laboratorium pada tikus yang mengidap sejenis distrofi menunjukkan bahwa viagra dapat menjaga fungsi jantung bekerja stabil (Kompas.com, 2008).
     Distrofi sendiri merupakan penyakit genetik yang menyebabkan otot melemah. Tanda-tanda awal melemahnya otot ini biasanya muncul pada usia 5 tahun dan kemudian berkembang menjadi kelumpuhan pada usia 13 tahun.
     Pasien yang terserang kelainan ini juga berisiko tinggi mengalami gagal jantung akibat melemahnya otot yang menjaga organ jantung memompa darah dengan kuat. Karena alasan inilah, banyak pasien pengidap distrofi meninggal pada usia dini yakni pada 20 atau 30 tahunan.
     Kompas.com(2008) juga menuliskan Tim dari Montreal menemukan bahwa Viagra - yang bernama generik sildenafil - mencegah hilangnya sebuah molekul yang disebut cGMP. Molekul ini memegang peran penting dalam menjaga saluran pembuluh darah tetap lebar. Dalam penis, molekul ini dapat meningkatkan aliran darah dan mengatasi impotensi.
Namun dalam jantung, molekul ini membantu memastikan organ menerima suplai darah yang tepat dan menjaganya tetap sehat dan kuat. Pada orang yang berjantung normal dan kuat, molekul ini mampu mencegah dan menahan pengaruh dari melemahnnya sel-sel otot yang disebabkan distrofi. Viagra bekerja dengan cara memblokir fungsi sejenis enzim yang disebut PDE5, yang bisa menghancurkan cGMP.

D. Efek Samping Penggunaan Viagra
     Efek samping Viagra hendaknya diwaspadai, efek samping yang paling umum ditemui adalah sakit kepala, berkeringat, dispepsia, hidung tersumbat, serta gangguan penglihatan. Sebaiknya berhati-hati bila menggunakan Viagra bersamaan dengan obat inhibitor protease, karena obat ini menghambat metabolisme Viagra, sehingga potensi efek samping Viagra akan meningkat. Begitu pun bila Viagra digunakan bersamaan dengan obat pemblok alfa (misal carvedilol atau labetalol), akan terjadi potensiasi efek hipotensi/menurunkan tensi, namun efek ini tidak terjadi bila pemakaian keduanya dipisah 4 jam (Apoteker.Info-Online).
Selasa 9 Juni 1998, Lembaga Pengawasan Obat dan Makanan (FDA) AS melaporkan, 16 orang meninggal setelah mengkonsumsi pil Viagra. Bahkan menurut laporan Wall Street Journal Senin 29 Juni 1998, jumlah itu bertambah menjadi 30 orang. Korban tertua berumur 80 tahun sedangkan yang paling muda umur 48 tahun. Sementara itu ada juga korban yang setelah minum Viagra lalu terserang nyeri dada selagi berhubungan seks. Ia lalu diberi obat nitrogliserin dalam ambulan ke rumah sakit. Nyawanya tidak tertolong. Korban selanjutnya, sedang dalam tetapi insulin, tewas tak lama setelah minum Viagra. Empat korban lainnya yang meninggal tidak diketahui pasti riwayat penyakit yang diderita sebelum minum Viagra, serta jenis pengobatan apa yang mereka kosumsi. Meski belum bisa dipastikan apakah semua itu akibat langsung dari pemakaian Viagra, munculnya beberapa kasus di atas, tak pelak sempat memicu timbulnya pro-kontra atas pemakaian pil biru ini. Padahal setelah meneliti para korban, FDA menegaskan bahwa sampai sekarang belum ada bukti bahwa penyebab kematian para korban itu Viagra. Kemungkinan besar kematian tersebut akibat terjadinya komplikasi bercampurnya Viagra dengan obat-obat penyakit jantung seperti nitroglyserin (Konseling.net-Online).
     Dr. Adolph Hutter, ahli jantung klinis dari General Hospital, Massachusetts, dan Harvard Medical School di Boston, justru mensinyalir terjadinya serangan jantung atas para korban tersebut lebih diakibatkan karena gerakan fisik dan emosi yang berlebihan dari para pemakai Viagra itu selama berhubungan intim, yang sudah terlalu lama tidak mereka lakukan sebelumnya. Hal senada juga dikatakan Dr. Akmal Taher, "Kalau kita bicara tentang 1 juta orang yang usianya di atas 50 tahun, tanpa minum apa-apa pun resiko meninggal sama. Apalagi mereka itu banyak yang mengidap kelainan jantung. Bisa jadi meninggalnya bukan karena Viagra, melainkan karena terlalu excited dalam melakukan aktivitas seksual sehingga ada risiko terjadinya serangan jantung. "Memang, sepanjang penelitian terhadap 4.000 orang yang terkontrol di Eropa dan Amerika, tak ada satu pun yang meninggal. Baik dalam studi jangka pendek (3 bulan) maupun jangka panjang 6bulan) (Majalah Seks Konseling-Online).

E. Viagra Bukan Obat Kuat
     Ereksi yang disebabkan rangsangan seksual terjadi saat impuls dari kulit, area genital (kelamin) dan bagian tubuh lain dihantarkan ke pusat ereksi. Impuls-impuls yang dikirim mengaktifkan saraf parasimpatis yang mempersyarafi area genital menyebabkan pelebaran cabang pembuluh darah arteri di penis (helicine arteries). Pelebaran helicine arteries meningkatkan aliran darah ke dalam badan penis. Pada saat ereksi, aliran darah vena (aliran darah yang meninggalkan organ menuju jantung) pada penis terhimpit oleh pelebaran helicine arteries. Akibatnya, aliran darah terjebak di dalam badan penis. Peningkatan aliran darah menuju penis ditambah terjebaknya aliran darah yang meninggalkan penis menimbulkan tekanan tinggi (1000mmHg) di dalam helicine arteries. Inilah yang menyebabkan penis mengeras dan membesar saat ereksi (Bachtiar, 2009)
     Disfungsi ereksi adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya kekerasan ereksi seorang pria setelah mendapat rangsangan seksual hingga tidak cukup kuat untuk melakukan penetrasi.Pada usia lebih dari 40 tahun, ereksi mulai melemah. Dinamakan disfungsi ereksi. Melemahnya kemampuan ini disebabkan berkurangnya kemampuan dinding helicine arteries di penis untuk melebar setelah mendapat rangsangan seksual. Disfungsi ereksi berbeda dengan ejakulasi dini. Singkatnya, disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan penis untuk mengeras hingga memungkinkan terjadinya penetrasi. Sedangkan ejakulasi dini adalah ejakulasi yang terjadi terlalu cepat di bawah normal. Ejakulasi dini berhubungan dengan rendahnya ambang batas puncak seksual seorang pria yang ditandai dengan cepatnya mendapat orgasme (Bachtiar,2009).
     Beredar pendapat di masyarakat bahwa dengan mengkonsumsi viagra membuat permainan seksual jadi tahan lama atau terhindar dari ejakulasi dini. Berangkat dari pendapat tersebut, tidak sedikit pria-pria muda yang belum melewati usia 40 tahun rajin mengkonsumsi viagra. Bahkan lucunya ada yang mengeluh tidak ada perbaikan dengan ejakulasi dininya setelah mengkonsumsi viagra.
     Bachtiar (2009) mengatakan Viagra memang bukan untuk mengobati ejakulasi dini ataupun obat untuk menunda ejakulasi. Viagra adalah obat untuk membantu terjadinya ereksi yang kuat. Ereksi juga tidak terjadi spontan setelah beberapa menit menenggak viagra, tetapi ereksi terjadi bila ada rangsangan seksual. Viagra hanya membantu membuat ereksi menjadi cukup kuat bagi penderita disfungsi ereksi. Viagra juga tidak membantu aktivitas seksual bagi penderita gangguan libido (lemah syahwat). Jadi, Sildenafil citrate atau viagra bukanlah obat kuat yang selama ini ada di benak sekian banyak pria. Sildenafil citrate tidak lebih dari sekedar obat gangguan ereksi bagi mereka yang tidak memiliki ereksi yang cukup kuat.
Sumber: Kumpulan Makalah UM '10
Readmore »»

Teori Belajar Humanisme dan Penerapannya dalam Pembelajaran

A. Definisi Konsep Humanisme
     Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanisme biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan positif ini. Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanisme.
     Dalam artikel “some educational implications of the Humanistic Psychologist” Abraham Maslow mencoba untuk mengkritisi teori Freud dan behavioristik. Menurut Abraham, yang terpenting dalam melihat manusia adalah potensi yang dimilikinya. Humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia daripada berfokus pada “ketidaknormalan” atau “sakit” seperti yang dilihat oleh teori psikoanalisa Freud. Pendekatan ini melihat kejadian setelah “sakit” tersebut sembuh, yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanistik biasanya memfokuskan penganjarannya pada pembangunan kemampuan positif ini.
     Berbeda dengan behaviorisme yang melihat motivasi manusia sebagai suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan fisiologis manuisa atau dengan freudian yang melihat motivasi sebagai berbagai macam kebutuhan seksual, humanistik melihat perilaku manusia sebagai campuran antara motivasi yang lebih rendah atau lebih tinggi. Hal ini memunculkan salah satu ciri utama pendekatan humanistik, yaitu bahwa yang dilihat adalah perilaku manusia, bukan spesies lain. Akan sangat jelas perbedaan antara motivasi manusia dan motivasi yang dimiliki binatang. Hirarki kebutuhan motivasi maslow menggambarkan motivasi manusia yang berkeinginan untuk bersama manusia lain, berkompetensi, dikenali, aktualisasi diri sekaligus juga menggambarkan motovasi dalam level yang lebih rendah seperti kebutuhan fisiologis dan keamanan.
     Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Teori humanisme ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Psikologi humanisme memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator.

B. Tokoh-Tokoh Teori Humanistik
1. Arthur Combs (1912-1999)
     Bersama dengan Donald Snygg (1904-1967) mereka mencurahkan banyak perhatian pada dunia pendidikan. Meaning (makna atau arti) adalah konsep dasar yang sering digunakan.
Perasaan, persepsi, keyakinan dan maksud merupakan perilaku-perilaku batiniah yang menyebabkan seseorang berbeda dengan yang lain. Agar dapat memahami orang lain, seseorang harus melihat dunia orang lain tersebut, bagaimana ia berpikir dan merasa tentang dirinya. Itulah sebabnya, untuk mengubah perilaku orang lain, seseorang harus mengubah persepsinya.
     Menurut Combs, perilaku yang keliru atau tidak baik terjadi karena tidak adanya kesediaan seseorang melakukan apa yang seharusnya dilakukan sebagai akibat dari adanya sesuatu yang lain, yang lebih menarik atau memuaskan. Misalkan guru mengeluh murid-muridnya tidak berminat belajar, sebenarnya hal itu karena murid-murid itu tidak berminat melakukan apa yang dikehendaki oleh guru. Kalau saja guru tersebut lalu mengadakan aktivitas-aktivitas yang lain, barangkali murid-murid akan berubah sikap dan reaksinya (Rumini, dkk. 1993).
     Sesungguhnya para ahli psikologi humanistik melihat dua bagian belajar, yaitu diperolehnya informasi baru dan personalisasi informasi baru tersebut. Adalah keliru jika guru berpendapat bahwa murid akan mudah belajar kalau bahan pelajaran disusun dengan rapi dan disampaikan dengan baik, sebab arti dan maknanya tidak melekat pada bahan pelajaran itu; murid sendirilah yang mencerna dan menyerap arti dan makna bahan pelajaran tersebut ke dalam dirinya. Yang menjadi masalah dalam mengajar bukanlah bagaimana bahan pelajaran itu disampaikan, tetapi bagaimana membantu murid memetik arti dan makna yang terkandung di dalam bahan pelajaran tersebut, yakni apabila murid dapat mengaitkan bahan pelajaran tersebut dengan hidup dan kehidupan mereka, guru boleh bersenang hati bahwa missinya telah berhasil.
     Semakin jauh hal-hal yang terjadi di luar diri seseorang (dunia) dari pusat lingkaran lingkaran (persepsi diri), semakin kurang pengaruhnya terhadap seseorang. Sebaliknya, semakin dekat hal-hal tersebut dengan pusat lingkaran, maka semakin besar pengaruhnya terhadap seseorang dalam berperilaku. Jadi jelaslah mengapa banyak hal yang dipelajari oleh murid segera dilupakan, karena sedikit sekali kaitannya dengan dirinya.

2. Abraham Maslow
    

     Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :
a. Suatu usaha yang positif untuk berkembang
b. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
     Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis.
Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri(self).
     Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi tujuh hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan ras aman dan seterusnya. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang harus diperharikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi.

3. Carl Ransom Rogers

     Carl Ransom Rogers (1902-1987) lahir di Oak Park, Illinois pada tanggal 8 Januari 1902 di sebuah keluarga Protestan yang fundamentalis. Kepindahan dari kota ke daerah pertanian diusianya yang ke-12, membuat ia senang akan ilmu pertanian. Ia pun belajar pertanian di Universitas Wisconsin. Setelah lulus pada tahun 1924, ia masuk ke Union Theology Seminary di Big Apple dan selama masa studinya ia juga menjadi seorang pastor di sebuah gereja kecil. Meskipun belajar di seminari, ia malah ikut kuliah di Teacher College yang bertetangga dengan seminarinya.
     Tahun 1927, Rogers bekerja di Institute for Child Guindance dan mengunakan psikoanalisa Freud dalam terapinya meskipun ia sendiri tidak menyetujui teori Freud. Pada masa ini, Rogers juga banyak dipengaruhi oleh Otto Rank dan John Dewey yang memperkenalkan terapi klinis. Perbedaan teori yang didapatkannya justru membuatnya menemukang benang merah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan teorinya kelak.
     Tahun 1957, Rogers pindah ke Universitas Wisconsin untuk mengembangkan idenya tentang psikiatri. Setelah mendapat gelar doktor, Rogers menjadi profesor psikologi di Universitas Universitas Negeri Ohio. Kepindahan dari lingkungan klinis ke lingkungan akademik membuat Rogers mengembangkan metode client-centered psychotherapy. Disini dia lebih senang menggunakan istilah klien terhadap orang yang berkonsultasi dibandingkan memakai istilah pasien. Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu:
1. Kognitif (kebermaknaan)
2. experiential ( pengalaman atau signifikansi)
     Meskipun teori yang dikemukan Rogers adalah salah satu dari teori holistik, namun keunikan teori adalah sifat humanis yang terkandung didalamnya. Teori humanistik Rogers pun menpunyai berbagai nama antara lain : teori yang berpusat pada pribadi (person centered), non-directive, klien (client-centered), teori yang berpusat pada murid (student-centered), teori yang berpusat pada kelompok (group centered), dan person to person. Namun istilah person centered yang sering digunakan untuk teori Rogers.
     Asumsi dasar teori Rogers adalah:
- Kecenderungan formatif
Segala hal di dunia baik organik maupun non-organik tersusun dari hal-hal yang lebih kecil.
- Kecenderungan aktualisasi
Kecenderungan setiap makhluk hidup untuk bergerak menuju ke kesempurnaan atau pemenuhan potensial dirinya. Tiap individual mempunyai kekuatan yang kreatif untuk menyelesaikan masalahnya.

Struktur Kepribadian
Sejak awal Rogers mengamati bagaimana kepribadian berubah dan berkembang, dan ada tiga konstruk yang menjadi dasar penting dalam teorinya: Organisme, Medan fenomena, dan self.
1. Organisme
Pengertian organisme mencakup tiga hal:
• Mahkluk hidup
Organisme adalah mahkluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologisnya dan merupakan tempat semua pengalaman, potensi yang terdapat dalam kesadaran setiap saat, yakni persepsi seseorang mengenai kejadian yang terjadi dalam diri dan dunia eksternal
• Realitas Subyektif
Organisme menganggap dunia seperti yang dialami dan diamatinya. Realita adalah persepsi yang sifatnya subyektif dan dapat membentuk tingkah laku.
• Holisme
Organisme adalah satu kesatuan sistem, sehingga perubahan dalam satu bagian akan berpengaruh pada bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi dan bertujuan, yaitu tujuan mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan diri.

2. Medan Fenomena
Medan fenomena adalah keseluruhan pengalaman, baik yang internal maupun eksternal, baik disadari maupun tidak disadari. Medan fenomena ini merupakan seluruh pengalaman pribadi seseorang sepanjang hidupnya di dunia, sebagaimana persepsi subyektifnya.
3. Diri
Konsep diri mulai terbentuk mulai masa balita ketika potongan-potongan pengalaman membentuk kepribadiannya dan menjadi semakin mawas diri akan identitas dirinya begitu bayi mulai belajar apa yang terasa baik atau buruk, apa ia merasa nyaman atau tidak. Jika struktur diri itu sudah terbentuk, maka aktualisasi diri mulai terbentuk. Aktualisasi diri adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan sang diri sebagai mana yang dirasakan dalam kesadaran. Sehingga kecenderungan aktualisasi tersebut mengacu kepada pengalaman organik individual, sebagai suatu kesatuan yang menyeluruh, akan kesadaran dan ketidak-sadaran, psikis dan kognitif.
    Menurut Carl Rogers ada beberapa hal yang mempengaruhi Self, yaitu:
1. Kesadaran
Tanpa adanya kesadaran, maka konsep diri dan diri ideal tidak akan ada. Ada 3 tingkat kesadaran.
- Pengalaman yang dirasakan dibawah ambang sadar akan ditolak atau disangkal. Pengalaman yang dapat diaktualisasikan secara simbolis akan secara langsung diakui oleh struktur diri.
- Pengalaman yang dirasakan dalam bentuk distorsi. Jika pengalaman yang dirasakan tidak sesuai dengan diri (self), maka dibentuk kembali dan didistorsikan sehingga dapat diasimilasikan oleh konsep diri.
2. Kebutuhan
- Pemeliharaan
Pemeliharaan tubuh organismik dan pemuasannya akan makanan, air, udara, dan keamanan , sehingga tubuh cenderung ingin untuk statis dan menolak untuk berkembang.
- Peningkatan diri
Meskipun tubuh menolak untuk berkembang, namun diri juga mempunyai kemampuan untuk belajar dan berubah.
- Penghargaan positif (positive regard)
Begitu kesadaran muncul, kebutuhan untuk dicintai, disukai, atau diterima oleh orang lain.
- Penghargaan diri yang positif (positive self-regard)
Berkembangannya kebutuhan akan penghargaan diri (self-regard) sebagai hasil dari pengalaman dengan kepuasan atau frustasi. Diri akan menghindari frustasi dengan mencari kepuasan akan positive self-regard.
3. Stagnasi Psikis
Stagnasi psikis terjadi bila :
- Ada ketidak seimbangan antara konsep diri dengan pengalaman yang dirasakan oleh diri organis.
- Ketimpangan yang semakin besar antara konsep diri dengan pengalaman organis membuat seseorang menjadi mudah terkena serangan. Kurang akan kesadaran diri akan membuat seseorang berperilaku tidak logis, bukan hanya untuk orang lain namun juga untuk dirinya.
- Jika kesadaran diri tersebut hilang, maka muncul kegelisahan tanpa sebab dan akan memuncak menjadi ancaman.
Untuk mencegah tidak konsistennya pengalaman organik dengan konsep diri, maka perlu diadakan pertahanan diri dari kegelisahan dan ancaman adalah penyangkalan dan distorsi terhadap pengalaman yang tidak konsisten. Distorsi adalah salah interpretasi pengalaman dengan konsep diri, sedangkan penyangkalan adalah penolakan terhadap pengalaman. Keduanya menjaga konsistensi antara pengalaman dan konsep diri supaya berimbang.
Cara pertahanan adalah karakteristik untuk orang normal dan neurotik. Jika seseorang gagal dalam menerapkan pertahanan tersebut, maka individu akan menjadi tidak terkendali atau psikotik. Individu dipaksakan untuk menerima keadaan yang tidak sesuai dengan konsep dirinya terus menerus dan akhirnya konsep dirinya menjadi hancur. Perilaku tidak terkendali ini dapat muncul mendadak atau dapat pula muncul bertahap.

Dinamika Kepribadian
1. Penerimaan Positif (Positive Regard) → Orang merasa puas menerima regard positif, kemudian juga merasa puas dapat memberi regard positif kepada orang lain.
2. Konsistensi dan Salingsuai Self (Self Consistensy and Congruence) → organisme berfungsi untuk memelihara konsistensi (keajegkan = keadaan tanpa konflik ) dari persepsi diri, dan kongruen (salingsuai) antara persepsi self dengan pengalaman.
3. Aktualisasi Diri (Self Actualization) → Freud memandang organisme sebagai sistem energi, dan mengembangkan teori bagaimana energi psikik ditimbulkan, ditransfer dan disimpan. Rogers memandang organisme terus menerus bergerak maju. Tujuan tingkahlaku bukan untuk mereduksi tegangan enerji tetapi mencapai aktualisasi diri yaitu kecenderungan dasar organisme untuk aktualisasi: yakni kebutuhan pemeliharaan (maintenance) dan peningkatan diri (enhancement).

4. Aldous Huxley
     Manusia memiliki banyak potensi yang selama ini banyak terpendam dan disia-siakan. Pendidikan diharapkan mampu membantu manusia dalam mengembangkan potensi-potensi tersebut, oleh karena itu kurikulum dalam proses pendidikan harus berorientasi pada pengembangan potensi, dan ini melibatkan semua pihak, seperti guru, murid maupun para pemerhati ataupun peneliti dan perencana pendidikan.
     Huxley (Roberts, 1975) menekankan adanya pendidikan non-verbal yang juga harus diajarkan kepada siswa. Pendidikan non verbal bukan berwujud pelajaran senam, sepak bola, bernyanyi ataupun menari, melainkan hal-hal yang bersifat diluar materi pembelajaran, dengan tujuan menumbuhkan kesadaran seseorang.
     Proses pendidikan non verbal seyogyanya dimulai sejak usia dini sampai tingkat tinggi. Betapapun, agar seseorang bisa mengetahui makna hidup dalam kehidupan yang nyata, mereka harus membekali dirinya dengan suatu kebijakan hidup, kreativitas dan mewujudkannya dengan langkah-langkah yang bijaksana. Dengan cara ini seseorang akan mendapatkan kehidupan yang nikmat dan penuh arti.
Berbekal pendidikan non verbal, seseorang akan memiliki banyak strategi untuk lebih tenang dalam menapaki hidup karena memiliki kemampuan untuk menghargai setiap pengalaman hidupnya dengan lebih menarik. Akhirnya apabila setiap manusia memiliki kemampuan ini, akan menjadi sumbangan yang berarti bagi kebudayaan dan moral kemanusiaan.

5. David Mills dan Stanley Scher
     Ilmu Pengetahuan Alam selama bertahun-tahun hanya dibahas dan dipelajari secara kognitif semata, yakni sebagai akumulasi dari fakta-fakta dan teori-teori. Padahal, bagaimanapun, praktek dari ilmu pengetahuan selalu melibatkan elemen-elemen afektif yang meliputi adanya kebutuhan akan pengetahuan, penggunaan intuisi dan imajinasi dalam usaha-usaha kreatif, pengalaman yang menantang, frustasi, dan lain-lain. Berdasarkan fenomena tersebut, David Mills dan Stanley Scher (Roberts, 1975) mengajukan konsep pendidikan terpadu, yakni proses pendidikan yang mengikutsertakan afeksi atau perasaan murid dalam belajar.
     Metode afektif yang melibatkan perasaan telah bisaa diterapkan pada murid-murid untuk pelajaran IPS, Bahasa dan Seni. Sebetulnya ahli yang memulai merintis usaha ini adalah George Brown, namun kedua ahli ini kemudia mencoba melakukan riset yang bertujuan menemukan aplikasi yang lebih real dalam usaha tersebut. Penggunaan pendekatan terpadu ini dilakukan dalam pembelajaran IPA, pendidikan bisnis dan bahkan otomotif.
     Pendekatan terpadu atau confluent approach merupakan sintesa dari Psikologi Humanistik –khususnya Terapi Gestalt- dan pendidikan, yang melibatkan integrasi elemen-elemen afektif dan kognitif dalam proses belajar. Elemen kognitif menunjuk pada berpikir, kemampuan verbal, logika, analisa, rasio dan cara-cara intelektual, sedangkan elemen afektif menunjuk pada perasaan, caracara memahami yang melibatkan gambaran visual-spasial, fantasi, persepsi keseluruhan, metaphor, intuisi, dan lain-lain.
     Tujuan umum dari pendekatan ini adalah mengembangkan kesadaran murid-murid terhadap dirinya sendiri dan dunia sekitarnya, serta meningkatkan kemampuan untuk menggunakan kesadaran ini dalam menghadapi lingkungan dengan berbagai cara, menerima petunjuk-petunjuk internal dan menerima tanggung jawab bagi setiap pilihan mereka. Fungsi guru dalam pendekatan terpadu kepada guru, dengan tujuan akhir mengembangkan responsibilitas murid untuk belajar sendiri. Guru hanya membantu mereka dengan memberikan pilihan-pilihan yang masuk akal bagi pikiran mereka, dan jika perlu guru bisa menolak memberikan bantuan untuk hal-hal yang bisa ditangani oleh murid sendiri.

D. Pandangan serta kritik humanisme
Pandangan Humanisme
Behaviorisme : Bersifat mekanis , mementingkan masa lalu. Berbeda dengan aliran humanistic. Menurut aliran humanistik : individu itu cenderung mempunyai kemampuan / keinginan untuk berkembang dan percaya pada kodrat biologis dan ciri- lingungan tidak menekankan pada tingkah laku yang nampak dan menggunakan metode obyektif seperti halnya aliran behaviorisme.
• Psikoanalisa : Aliran humanistik tidak menyetujui sifat pesimisme, dalam aliran humanistik individu itu memiliki sifat yang optimistik, dan apabila pada psikoanalisa freud menekankan pada masa lalu,karena dalam behaviorisme percaya pada kodrati individu. Manusia berkembang dengan potensi yang dimilikinya . tidak mengabaikan potensi seperti aliran psikoanalisis.

Kritik pada Teori Humanistik
     Teori humanistik mempunyai pengaruh yang signifikan pada ilmu psikologi dan budaya populer. Sekarang ini banyak psikolog yang menerima gagasan ini ketika teori tersebut membahas tentang kepribadian, pengalaman subjektif manusi mempunyai bobot yang lebih tinggi daripada relitas objektif. Psikolog humanistik yang terfokus pada manusia sehat daripada manusia yang bermasalah, juga telah menjadi suatu kontribusi yang bermanfaat.
Meskipun demikian, kritik dari teori humanistik tetap mempunyai beberapa argumentasi:
• Teori humanistik terlalu optimistik secara naif dan gagal untuk memberikan pendekatan pada sisi buruk dari sifat alamiah manusia
• Teori humanistik, seperti halnya teori psikodinamik, tidak bisa diuji dengan mudah
• Banyak konsep dalam psikologi humanistik, seperti misalnya orang yang telah berhasil mengaktualisasikan dirinya, ini masih buram dan subjektif. Beberapa kritisi menyangkal bahwa konsep ini bisa saja mencerminkan nilai dan idealisme Maslow sendiri.
• Psikologi humanistik mengalami pembiasan terhadap nilai individualistis
• Teori humanistik ini dikritik karena sukar digunakan dalam konteks yang lebih praktis. Teori ini dianggap lebih dekat dengan dunia filsafat daripada dunia pendidikan.
• Aplikasi teori humanistik dalam pembelajaran, guru lebih mengarahkan siswa untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar.

E. Aplikasi Teori Humanistik Terhadap Pembelajaran Siswa
     Belajar adalah menekankan pentingnya isi dari proses belajar bersifat eklektik, tujuannya adalah memanusiakan manusia atau mencapai aktualisasi diri. Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.
     Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :
1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas
2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan positif.
3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri
4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri
5. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dariperilaku yang ditunjukkan.
6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa
Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.
Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.
Beberapa perbandingan antara teori behaviorisme dengan teori humanistik yaitu :
a. Teori behaviorisme
• Teori : Proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara stimulis dan respon.
• Tujuan : adanya perubahan tingkah laku pada peserta didik.
• Metode : dibagi dalam bagian-bagian kecil sampai kompleks.
Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan.berorientasi pada hasil yang dicapai, tidak menggunakan hukuman.
• Kekurangan : Sentral,bersikap otoriter,komunikadi satu arah. Guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari siswa. Pasif, perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengarihi oleh penguatan yang diberikan oleh guru,mendengarkan dan menghafal.
• Penerapan : pada mata pelajaran yang membutuhkan praktek dan pembicaraan yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleks, daya tahan, dan sebagainya. Misal dalam: percakapan bahasa asing, mengetik, menari, olagraga,dll.
• Guru : guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi
• Murid : melakukan sendiri apa yang menjadi instruksi dan melakukannya berulang-ulang sampai hasilnya baik.
• Evaluasi : Didasarkan pada perilaku yang dicapai sebagai hasil dari latihan yang dilakukan.

b. Teori humanistic
• Teori : belajar untuk memenusiakan manusia.
• Tujuan : menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan.
• Metode : mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas ,jujur , dan positif.
• Kekurangan : terlalu memberi kebebasan pada siswa.
• Penerapan : materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan.
• Guru : memberi motivasi,kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa.
• Siswa : pelaku utama (student center) yang memaknai poses pengalaman belajar sendiri
• Evaluasi : diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa.

Sumber: Kumpulan Makalah Pascasarjana UM '10
Readmore »»

Rabu, 30 Maret 2011

Undur-undur , Hewan Unik yang Mengagumkan

Tau gak apa sich sebenarnya undur-undur itu??

Mungkin kita semua pernah melihat atau pernah mendengar apa itu undur-undur. mungkin juga ada sebagian besar dari kita, pada saat anak-anak malah pernah menjadikan undur-undur sebagai mainan...ya kan...
nah,,dibawah ini ada sedikit uraian mengenai undur-undur dan keunikan dari hewan kecil yang kelihatannya tak bermanfaat ini. . .
Figure 1. Fase Larva Undur-undur (Myrmeleon sp)

     Undur-undur (Myrmeleon sp)merupakan binatang yang tergolong unik, lantaran mungkin menjadi satu-satunya binatang yang berjalan mundur. Karena itulah dia diberi nama undur-undur. Bentuknya kecil, lebih kecil dari lebah, dan lebih besar dari kutu. Binatang kecil ini biasanya dijumpai di sekitar rumah berhalaman pasir, memiliki rumah atau sarang sebagai perangkap (seperti laba-laba) terlihat seperti lingkaran atau lubang yang mengerucut di pasir. Serangga atau semut yang lewat akan terjebak dalam lubang pasir tadi dan menjadi santapan lezat bagi undur-undur.
     Undur-undur adalah kelompok binatang holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Tahapan dari daur serangga yang mengalami metamorfosis sempurna adalah telur, larva, pupa, dan imago. Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa. Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak melakukan kegiatan, pada saat itu pula terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ. Imago adalah fase dewasa atau fase perkembangbiakan.
     Berdasarkan ciri sayap dan alat mulutnya, binatang ini merupakan ordo Neuroptera Ordo Neuroptera adalah serangga bersayap jala. Ciri serangga ini adalah mulut menggigit, dan mempunyai dua pasang sayap yang urat-uratnya berbentuk seperti jala. Contoh: undur-undur, metamorfosis sempurna (siklus hidupnya: telur, larva, pupa (kepompong), imago). (Siska, 2007)
     Reproduksi terjadi tidak lama setelah undur-undur baru saja keluar dari kepompongnya. perkawinan dimulai ketika sepasang undur-undur jantan dan betina hinggap di pohon. Sepasang undur-undur itu lalu melakukan kopulasi dengan cara saling melekatkan ujung ekornya. Kopulasi bisa berlangsung hingga dua jam lamanya. Undur-undur betina yang sudah kawin selanjutnya akan pergi mencari tempat untuk bertelur dan masih mungkin kembali ke tempat yang sama untuk kembali melakukan perkawinan.
     Secara umum kalisifikasi undur-undur (Myrmeleon sp) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Neuroptera
Famili : Myrmeleontoidea
Genus : Myrmeleon
Spesies : Myrmeleon sp.
(Anonim, 2008)
     Di dunia ini diperkirakan ada sekitar 2.000 spesies undur-undur dan mereka tersebar di seluruh dunia, terutama di wilayah bersuhu hangat dan berpasir. Spesies-spesies undur-undur tersebut diantaranya adalah Myrmeleon arizonicus, Myrmeleon crudelis, Myrmeleon exitialis, Myrmeleon insertus, Myrmeleon invisus, Myrmeleon mexicanus Myrmeleon mobilis, Myrmeleon rusticus, Myrmeleon texanus. Undur-undur memiliki ukuran yang bervariasi. Jenis undur-undur terbesar di dunia diketahui berasal dari
Figure 2. Fase Imago Undur-undur (Myrmeleon sp)
genus Palpares yang hidup di Afrika dan rentang sayapnya mencapai 16 cm. Spesies yang terkecil berasal dari wilayah Arabia dan rentang sayapnya hanya sekitar 2 cm. Mayoritas undurundur sendiri umumnya berukuran antara 4-10 cm. (Wikipedia, 2009).
     Berdasarkan penelitian yang diketuai Tyas Kurniasih dari Universitas Gadjah Mada Jogjakarta berjudul Kajian Potensi Undur - Undur Darat (Myrmeleon sp) 2006, binatang ini mengandung zat sulfonylurea. Sulfonylurea termasuk agen oral hipoglikemik (zat yang berfungsi menurunkan glukossa darah) pada pengidap diabetes tipe 2. Kerja sulfonylurea pada undur-undur adalah melancarkan kerja pankreas dalam memproduksi insulin. Ketika insulin dalam tubuh manusia menurun sementara kadar glukosa darah meningkat, maka terjadi ketidakseimbangan, dimana insulin sebagai penghasil energi tubuh terus berkurang. Akibatnya, tubuh mudah terserang penyakit.
     Namun jika zat sulfonilurea ini berada pada kadar yang tinggi dalam tubuh, maka memungkinkan terjadinya hipoglikemia. Dengan terus menstimulus insulin untuk menurunkan kadar glukosa darah yang menyebabkan kadar glukosa darah menjadi sangat berkurang dan juga menghambat hormone glucagon untuk mengkonversi glikogen menjadi glukosa. Hal ini pada akhirnya menyebabkan terjadinya kehilangan sumber energi sehingga akan timbul rasa lelah serta gejala penyakit lainnya seperti kejang otot, sakit kepala, mengantuk dan kerusakan hati pada tahap kronis.
     Mengenai efek terhadap kemampuan motorik tubuh, pernah diteliti oleh Erik Perdana Putra dari Universitas Bengkulu, dengan menggunakan hewan uji mencit, dimana dalam hasil penelitiannya yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Larva Undur-undur (Myrmeleon sp) Terhadap Kemampuan Motorik Mencit (Mus musculus) Swiss Webster Jantan, diketahui bahwa pemberian ekstrak dari larva undur-undur terhadap kemampuan motorik mencit (Mus musculus) jantan memberikan pengaruh terhadap kecepatan berlari, ketahanan menggelantung dan kemampuan berenang mencit. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang diberikan, semakin menurun kemampuan motorik dari mencit tersebut, meskipun secara statistik tidak terlalu menunjukkan tingkat penurunannya.
Readmore »»

Tahukah Anda, mengapa tikus sering kali digunakan dalam berbagai percobaan medis?

Dalam uraian artikel ini, tikus yang dimaksud adalah mencit (Mus musculus), bukan tikus rumahan yang selama ini hanya dikenal menggelikan, menakutkan dan bahkan dianggap sebagai musuh...
Mungkin...hanya segelintir orang yang mengetahui bahwa tikus (mencit) memiliki peran sangat penting dalam percobaan medis. Mulai dari perumusan obat kanker baru hingga pengujian suplemen makanan, tikus berperan penting dalam keajaiban medis baru.
Bahkan, menurut Foundation for Biomedical Research (FBR), 95% hewan laboratorium adalah tikus. Ilmuwan dan peneliti bergantung pada tikus karena beberapa alasan. Salah satunya, pengerat ini kecil, mudah disimpan dan dipelihara serta bisa beradaptasi baik dengan lingkungan baru.
Hewan ini berkembang biak dengan cepat dan berumur pendek (2-3 tahun) sehingga beberapa generasi tikus dapat diamati dalam waktu singkat.
"Tikus merupakan mamalia yang memiliki banyak proses seperti manusia dan bisa digunakan menjawab pertanyaan banyak penelitian," kata perwakilan National Institutes of Health (NIH) Office of Laboratory Welfare Jenny Haliski.
Selama dua dekade terakhir, kesamaan itu makin kuat. Kini, ilmuwan dapat mengembangkan ‘tikus transgenik’ yang membawa gen mirip penyebab penyakit manusia. Tikus juga membuat penelitian efisien karena anatomi, fisiologi dan genetikanya dipahami dengan baik oleh peneliti.

Beberapa tikus SCID (severe combined immune deficiency) secara alami terlahir tanpa sistem kekebalan tubuh dan dapat menjadi model penelitian jaringan normal dan ganas manusia. Berikut contoh gangguan manusia dimana tikus digunakan sebagai modelnya.
Hipertensi, diabetes, katarak, obesitas, kejang, masalah pernapasan, ketulian, parkinson, alzheimer, kanker, cystic fibrosis, HIV dan AIDS, penyakit jantung, muscular dystrophy, cedera kabel spinal.
Tikus juga digunakan untuk pengujian obat anti-kecanduan yang berpotensi mengakhiri kecanduan narkoba.
"Menggunakan hewan penting untuk pemahaman ilmiah sistem biomedis yang mengarah ke obat, terapi dan penyembuhan yang berguna," kata Haliski.

Sumber http://id.onjou.web.id/2011/01/
Readmore »»

Regulasi Siklus Sel pada Eukariot Multiseluler

Pada saat suatu sel tumbuh, membran sel serta dinding sel (khusus pada tumbuhan) maupun kebanyakan komponen, sitosolnya bertambah ukuran dan jumlahnya. Ketika mencapai suatu massa kritis, sel akan membelah menghasilkan dua sel turunan yang lebih kecil. Jika kondisi sesuai maka sel turunan itu akan tumbuh dan membelah juga pada saatnya.Terkait pembelahan sel tersebut ada dua proses penting yang harus berlangsung teliti dan terkoordinasi. Proses itu adalah penggandaan materi genetik dan pembagian hasil penggandaan itu kepada ke dua sel turunan. (Gardner, 1991)
Waktu dan laju pembelahan sel di bagian tubuh yang berbeda pada tumbuhan atau hewan bersifat krusial bagi pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan tubuh yang normal. Frekuensi pembelahan sel bervariasi menurut tipe sel. Perbedaan-perbedaan siklus sel ini merupakan hasil regulasi di tingkat molekuler. (Campbel, 2010

A.Regulasi Siklus Sel pada Eukariot Multiseluler
Pembelahan sel, seperti halnya proses biologi yang lain, berada dibawah kontrol genetis. Beberapa gen harus mengatur proses pembelahan sel ini sebagai respon terhadap sinyal intra sel, inter sel, dan lingkungan. Gen pengatur ini tidak diragukan lagi merupakan subjek mutasi, seperti gen-gen lain. Mutasi yang meniadakan fungsi gen pengatur ini dapat mengakibatkan pembelahan sel yang abnormal-yang paling ekstrim, tidak memiliki kemampuan untuk membelah diri sama sekali atau tidak mampu berhenti membelah diri.
Organisme eukariot multiseluler ada satu dimensi baru yang belum ditemukan di kalangan eukariot uniseluler, terkait banyaknya jumlah sel yang bahkan mungkin sudah mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Dimensi baru itu adalah kebutuhan akan adanya komunikasi antar sel (Gardner, dkk., 1991).
Siklus sel pada sel eukaryotik merupakan suatu tahapan kompleks meliputi penggandaan materi genetik, pengaturan waktu pembelahan sel, dan interaksi antara protein dan enzim1. Siklus sel pada sel eukaryotik dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu: G1 (Gap 1), S (Sintesis), G2 (Gap 2), dan M (Mitosis). Tahap G1 merupakan selang antara tahapan M dengan S. Pada tahap ini sel terus tumbuh dan melakukan persiapan untuk sintesis DNA. Sel akan melakukan sintesis DNA dan terjadi proses replikasi kromosom pada saat berada di tahap S. Pada tahap G2, sel yang telah mereplikasi kromosom akan menduplikasi keseluruhan komponen seluler lainnya. Selain itu terjadi pula sintesis mRNA dan beberapa protein tertentu4. (Murti, dkk, 2007)
Urutan peristiwa siklus sel pada organisme eukariot ini diarahkan oleh system control siklus sel (cell cycle control system) tersendiri, satu set molekul yang beroperasi secara siklis dalam sel dan memicu sekaligus mengoordinasi peristiwa-peristiwa kunci dalam siklus sel.
Berdasarkan kajian terhadap mutan-mutan siklus pembelahan sel (cdc) Schizosaccharomyces pombe dan Saccharomyces cerevisiae maupun pembelahan embrional awal Xenopus laevis menunjukkan bahwa ada dua titik komitmen penting selama siklus sel. Seperti yang terlihat pada gambar 2.1 bahwa titik pertama yang disebut start berada atau berlangsung di dekat bagian akhir dari fase Gl. Pada titik pertama ini suatu sel memastikan diri untuk mulai melakukan inisiasi sintesis DNA yang segera akan berlangsung di awal fase S. Di lain pihak titik kedua berada atau berlangsung di bagian paling awal dari fase M, yang memastikan bahwa sebentar lagi akan terjadi kondensasi kromosom dan pemisahan kromatid. Dewasa ini sudah diketahui pula bahwa yang berfungsi sebagai signal pada ke dua titik itu adalah protein-protein regulator tertentu. (Gardner, 1991)
Gambar 2.1 Faktor Regulasi Siklus Sel (Gardner, 1991 dan Campbel, 2010)
Ditambahkan oleh Campbel (2010), siklus sel diregulasi pada titik-titik pemeriksaan (checkpoint) tertentu oleh sinyal internal maupun sinyal internal. Titik pemeriksaan pada siklus sel adalah titik control saat sinyal berhenti dan sinyal maju terus dapat meregulasi siklus. Sel hewan umumnya memiliki sinyal berhenti internal yang menghentikan siklus sel pada titik pemeriksaan, sampai waktunya sinyal ini dikalahkan oleh sinyal maju terus. Titik pemeriksaan ini tidak hanya menerima sinya dari dalam sel, namun juga dari dai luar sel. Tiga titik pemeriksaan utama ditemukan pada fase G1, G2, dan M, seperti yang terlihat pada gambar 2.2 dibawah ini.
Gambar 2.2 Analogi mekanis bagi system control siklus sel (Campbel, 2010

B. Molekul-molekul Regulasi Siklus Sel
Fluktuasi ritmik dalam hal kelimpahan dan aktivitas dari molekul-molekul control siklus sel mengatur langkah urutan peristiwa siklus sel. Molekul-moleul peregulasi ini terutama terdiri dari dua tipe protein, yaitu protein kinase dan protein siklin. Protein kinase adalah enzim yang mengaktivasi atau menginaktivasi (menon-aktifkan) protein lain dengan cara memfosforilasinya. Protein kinase tertentu memberikan sinyal maju terus pada titik pemeriksaan G1 dan G2.
Hal senada juga dinyatakan oleh Gardner (1991), bahwa hingga saat ini telah diketahui ada dua macam protein yang berfungsi sebagai signal pada ke dua titik selama siklus sel eukariot sebagaimana yang telah dikemukakan. Protein signal itu adalah cyclin dan protein kinase yang disebut kinase pp34. Protein cyclin mengalami siklus sintesis dan akumulasi selama Gl dan G2, serta mengalami degradasi selama fase M (dan barangkali juga segera setelah titik start). Protein kinase pp34 adalah protein yang memiliki gugus fosfat pada rantai samping asam amino spesifik, jadi singkatan pp itu adalah phosphoprotein; sedangkan 34 adalah angka berat molekul yang menunjuk kepada 34000. Protein kinase pp34 sudah diketahui merupakan produk antara lain dari gen cdc2 S. pombe dan gen CDC28 S. cerevisiae. Sebagai dua komponen utama mitosis promoting factor (MPF), protein cyclin dan pp34. sebenarnya sudah ditemukan pada Xenopus. MPF memang pertama kali ditemukan pada Aewyus, yang jika diinjeksikan ke dalam oosit Xenopus, terbukti merangsang oosit memasuki fase M.
Dewasa ini sudah jelas diketahui bahwa asosiasi antara protein cyclin dan protein kinase pp34, berlangsung pada waktu (titik) paling awal dari mitosis maupun pada waktu (titik) yang mendahului sintesis DNA (titik Start). Asosiasi di titik paling awal dari mitosis itulah yang pertama kali ditemukan pada Xenopus dan yang disebut sebagai MPF. Dalam hubungan ini protein cyclin yang berasosiasi dengan pp34 di titik yang mendahului fase M disebut M-cyclin, sedangkan yang berasosiasi dengan pp34 di titik Start disebut Gl-cyclin. Lebih lanjut telah diketahui pula bahwa regulasi inisiasi replikasi DNA maupun regulasi awal mitosis berkaitan dengan fosforilasi/defosforilasi sebuah residu asam amino tirosin, khususnya Tyr 15 (asam amino ke 15 dari ujung NH2) dari pp34.
Komponen-komponen yang terlibat pada regulasi siklus sel eukariot tentu tidak hanya protein cyclin dan protein kinase pp34, karena masih ada juga komponen lain. Akan tetapi sangat jelas terlihat bahwa ke dua macam protein itu tentu merupakan komponen kunci regulasi siklus sel tsb; bahkan protein-protein homolognya sudah ditemukan pada beberapa eukariot seperti bintang laut, bulu babi, katak dan bahkan manusia (Gardner, dkk. 1991, dalam Corebima, 2008).
Pada saat ini memang sudah diketahui ada sejumlah faktor yang bekerja merangsang atau menghambat pertumbuhan dan pembelahan tipe-tipe sel yang spesifik. Akan tetapi belum diketahui bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi pembelahan sel di tingkat molekuler. Dalam hubungan ini belum seluruh gen yang terlibat pada proses regulasi itu berhasil diidentifikasi.
Saat ini belum dikeetahui rincian tentang bagaimana pembelahan sel dikontrol terutam untuk pembelahan sel binatang yang lebih tinggi tingkatannya, kitapun juga belum berhasil mengidentifikasi seluruh gen yang mengatur proses ini pada eukaryote yang lebih tinggi. Meskipun begitu, sebuah penelitian terbaru mengenai gen virus yang disebut oncogenes (dari bahasa Yunani onkos yang berarti tumor), yang dapat menyebabkan hilangnya kontrol pembelahan sel normal, telah berhasil mengidentifikasi seperangkat gen homologous yang disebut protooncogenes didalam genome binatang normal, termasuk manusia. Sel Protooncogenes normal ini dapat diubah menjadi oncogenes sel yang menyebabkan tumor melalui mutasi atau menjadi berkaitan dengan urutan pengaturan baru melalui proses rekombinasi. Hal ini dan juga observasi terkait mengindikasikan bahwa fungsi sel normal protooncogenes melibatkan aspek spisifik pembelahan sel terkontrol. Pada kenyataannya, tampak terlihat bahwa terobosan dalam memahami kontrol normal pembelahan sel dapat diperoleh melalui penelitian tentang gangguan kontrol normal yang terdapat dalam sel kanker.

C. Protoonkogen Ditemukan atas Dasar Telaah Onkogen Virus
Protoonkogen adalah gen yang dimiliki sel normal yang berfungsi mengontrol proliferasi sel secara normal (Russel, 1992, dalam Corebima, 2008). Telaah terhadap onkogen-onkogen virus (v-onc) yang dapat menyebabkan hilangnya kontrol normal terhadap pembelahan sel, sudah terbukti membantu identifikasi adanya seperangkat gen pada genom hewan termasuk genom manusia yang terbukti homolog (Gardner dkk., 1991, dalam Corebima, 2008). Berbagai onkogen virus ternyata mempunyai banyak kesamaan dengan berbagai perangkat gen homolog pada genom hewan termasuk manusia. Perangkat gen yang homolog itu adalah gen-gen yang normal, dan disebut protoonkogen. Seperti halnya gen-gen normal pada umumnya, protoonkogen juga dapat mengalami mutasi karena berbagai sebab. Gen mutan protoonkogen itu disebut onkogen seluler (c-onc). Onkogen seluler ini tidak dapat mengontrol pembelahan sel secara normal.
Pada tahun 1970-an J.M. Bishop dan H. Varmus serta sejumlah peneliti lain telah menunjukkan bahwa sel-sel hewan yang normal ternyata mengandung gen-gen yang memiliki urut-urutan nukleotida yang sangat mirip dengan urut-urutan nukleotida onkogen virus. Lebih lanjut, menurut Corebima (2008) pada awal 1980-an R.A. Weinberg dan M. Wigler secara terpisah juga menunjukkan bahwa beberapa sel tumor manusia mengandung onkogen, dan onkogen-onkogen tsb. sangat mirip dengan onkogen-onkogen virus yang telah dikarakterisasi sebelumnya; demikian pula onkogen-onkogen manusia itu terbukti sangat mirip dengan gen-gen yang terdapat pada sel-sel normal. Gen-gen pada sel-sel normal yang sangat mirip dengan onkogen-onkogen itulah yang disebut protoonkogen sebagaimana yang telah dikemukakan; sedangkan onkogen-onkogen itu adalah c-onc.
Seperti diketahui, penyebab mutasi bermacam-macam, termasuk karena virus. Dalam hubungan ini diketahui sekurang-kurangnya terdapat tiga macam mekanisme yang berakibat terjadinya overekspresi produk gen. Onkogen seluler mungkin memperoleh sebuah promoter baru karena sesuatu sebab, misalnya karena virus, yang selanjutnya menyebabkan sesuatu lokus yang semula tidak aktif menjadi teraktifkan. Satu contoh yang terkait dengan mekanisme ini adalah leukosis burung (avion leucosis), yang terjadi karena insersi promoter virus yang kuat di dekat sebuah protoonkogen; dan sebagai akibatnya adalah terjadinya peningkatan produksi RNAd maupun peningkatan jumlah produk gen. Overekspresi produk gen dapat juga terjadi karena adanya tambahan urut-urutan regulator baru, termasuk enhancer, ke arah hulu. Amplifikasi protoonkogen dapat juga berakibat terjadinya overekspresi produk gen, disamping kedua mekanisme yang telah disebutkan. Sebagai contoh misalnya saat ini telah diketahui bahwa pada beberapa tumor manusia, ternyata protoonkogen c-myc telah teramplifikasi yang menghasilkan jumlah kopi hingga sebanyak beberapa ratus buah.
Efek mutasi terhadap protoonkogen bermacam-macam, termasuk yang hanya menyebabkan perubahan satu nukleotida (mutasi titik) yang berakibat terjadinya pergantian macam asam amino pada posisi tertentu. Satu contoh semacam itu misalnya ditemukan pada mutasi yang terjadi terhadap protoonkogen ras (Klug dan Cummings, 2000, dalam Corebima, 2008). Mutasi titik tertentu yang terjadi pada protoonkogen ras ternyata hanya menyebabkan terjadinya pergantian satu macam asam amino pada posisi 12 atau 61 dari ke 189 asam amino penyusun protein produk protoonkogen ras sebagaimana yang terlihat masing-masing pada onkogen K-ras, H-ras, dan N-ras.
Gambar 2.3 Contoh Mutasi Gen pada Protoonkogens Ras serta Dampaknya yang menyebabkan terjadinya pergantian satu macam asam amino

D. Identifikasi Onkogen-Onkogen Seluler
Identifikasi onkogen-onkogen seluler pada genom hewan tinggi termasuk manusia dilakukan dengan bantuan dua macam pendekatan eksperimental (Gardner, dkk., 1991, dalam Corebima, 2008). Pendekatan pertama adalah dengan cara mencari urut-urutan DNA seluler yang dapat berhibridisasi dengan onkogen virus hewan; sedangkan pendekatan yang kedua adalah dengan cara mencari onkogen-onkogen tersebut. secara langsung pada genom sel-sel kanker melalui eksperimen transfeksi. Pada eksperimen transfeksi ini, DNA sel-sel tumor diisolasi kemudian ditambahkan kepada sel-sel kultur jaringan, untuk melihat apakah DNA tsb. akan mengubah beberapa sel itu menjadi sel-sel kanker.
Berikut ini akan dipaparkan langkah-langkah kerja pada pendekatan pertama khusus yang terkait identifikasi onkogen src. Seperti diketahui, onkogen pertama yang diidentifikasi pada genom RSV yang diisolasi dari ayam adalah onkogen src atau yang lazimnya disebut v-onc src. Onkogen src virus tsb. selanjutnya digunakan sebagai templat pada proses transkripsi balik yang dikatalisasi oleh enzim reverse transcriptase. Fosfor asam fosfat nukleotida yang digunakan pada proses transkripsi balik itu sudah diberi label radioisotope 32P. Oleh karena itu cDNA yang terbentuk melalui transkripsi balik itu bersifat radioaktif, dan cDNA yang bersifat radioaktif itu selanjutnya digunakan sebagai pelacak (probe) pada eksperimen hibridisasi Southern Blotting. Pada ekksperimen hibridisasi itu cDNA tsb. dihibridisasikan dengan unting tunggal genom DNA normal (setelah heliks ganda dipisahkan menjadi unting-unting tunggal). Hasil hibridisasi Southern Blotting memperlihatkan bahwa cDNA tersebut berhibridisasi dengan fragmen-fi-agmen restriksi spesifik pada DNA genom di setiap kali eksperimen. Hasil yang sama selalu ditemukan pada DNA genom ayam apapun. Lebih lanjut urut-urutan DNA genom yang berhibridisasi dengan cDNA tersebut selalu ditemukan juga pada seluruh Vertebrata, bahkan pada D. melanogaster.
Eksperimen-eksperimen lanjutan memperlihatkan bahwa DNA genom yang berasal dari sel-sel normal seluruh hewan tinggi mengandung urut-urutan DNA yang secara esensial berhibridisasi dengan seluruh urut-urutan onkogen retrovirus; bahkan pada beberapa kasus, urut-urutan yang homolog terhadap v-onc (misalnya ras) ditemukanjuga pada eukariot rendah semacam S. cerevisiae. Dalam bubungan ini sudah dibuktikan juga bahwa DNA genom yang berhibridisasi dengan cDNA itu bukanlah urut-urutan provirus yang terintegrasi dengan DNA genom, tetapi memang benar-benar merupakan urut-urutan DNA genom sel. Sebagaimana yang telah dikemukakan, urut-urutan DNA genom tersebut itulah yang disebut sebagai cellular oncogen atau c-onc.
Pendekatan deteksi cellular oncogen yang kedua adalah melalui eksperimen transfeksi. Pendekatan eksperimen transfeksi ini didasarkan pada kemampuan onkogen untuk mengubah sel-sel normal (tidak bersifat kanker) yang ditumbuhkan pada kultur menjadi sel-sel kanker. Fenomena perubahan semacam itu disebut sebagai transformasi (jangan disamakan dengan transformasi rekombinasi).
Gambar 2.4 Prosedur Eksperimen Transfeksi yang Mengubah (Mentransformasi) Sel-Sel Normal Menjadi Sel-Sel Kanker
Fenomena transformasi sel-sel normal menjadi sel-sel kanker mengindikasikan telah terjadinya mutasi terhadap protoonkogen menjadi onkogen seluler, akibat pengaruh onkogen seluler pada eksperimen transfeksi. Berkenaan dengan hal ini Lewin , 2000, dalam Corebima, 2008 menyatakan bahwa prinsip umum kerja eksperimen transfeksi adalah bahwa substitusi pada urut-urutan pengkode dapat mengubah suatu protoonkogen menjadi suatu onkogen.
Eksperimen transfeksi ini biasanya berupa transfeksi DNA sel-sel NIH-3T3 (Turner, dkk., 1997; Lewin, 2000, dalam Corebima, 2008). Sel-sel ini adalah suatu galur sel permanen dari fibroblast mencit (berupa jaringan ikat yang tumbuh baik pada kondisi in vitro). Sel-sel NIH-3T3 ini sudah terbukti tidak berkembang menjadi sel-sel tumor manakala diinjeksikan ke dalam tubuh mencit yang tidak memiliki system imun. Pola pertumbuhan sel-sel NIH-3T3 pada kultur bersifat normal (tidak bersifat kanker). Dalam hubungan ini sel-sel NIH-3T3 ditransfeksikan dengan DNA yang hendak diperiksa. Cara yang dilakukan adalah DNA itu dituangkan ke atas sel-sel sebagai suatu endapan halus, sehingga memungkinkan beberapa sel mengambil dan mengekspresikan DNA asing itu. Apabila DNA asing itu mengandung sesuatu onkogen, maka pola pertumbuhan sel-sel pada kultur akan berubah, yang memperlihatkan karakteristik sel-sel kanker.
Kelebihan dari eksperimen transfeksi yang menggunakan sel-sel NIH-3T3 akan dipaparkan lebih lanjut (Turner, dkk., 1997, dalam Corebima, 2008): a) Uji ini adalah suatu uji kultur sel dan bukan suatu uji hewan utuh, dan dengan demikian sesuai untuk memeriksa sejumlah besar sampel. b) Hasil diperoleh jauh lebih cepat disbanding pada uji in vivo. c) Sel-sel NIH-3T3 baik digunakan untuk mengambil/menangkap serta mengekspresikan DNA asing. d) Secara teknis uji ini merupakan suatu prosedur sederhana dibanding pada uji in vivo.
Di lain pihak kekurangan dari eksperimen transfeksi yang menggunakan sel-sel NIH-3T3 adalah seperti di bawah ini (Turner, dkk., 1997, dalam Corebima, 2008): a) Beberapa onkogen mungkin bersifat spesifik terhyadap tipe-tipe sel tertentu sehingga tidak dapat dideteksi dengan fibroblast mencit. b) Gen-gen yang berukuran besar mungkin akan hilang karena kurang sesuai ditransfeksikan secara utuh. c) Sel-sel HIH-3T3 bukan merupakan sel-sel "normal" karena merupakan suatu galur sel permanen, sehingga gen yang dilibatkan pada tahap awal karsinogenesis mungkin hilang. d) Uji ini tergantung pada gen tertransfeksi yang bekerja dalam suatu pola gen dominan, sehingga tidak akan mendeteksi gen-gen suppressor tumor.

E. Produk Protoonkogen adalah Regulator Utama Pembelahan Sel
Selama beberapa tahun terakhir, sejumlah besar informasi tentang struktur dan fungsi berbagai protoonkogen telah terungkap. Satu-satunya sifat yang menyatukan gen-gen ini sebagai satu kelompok adalah bahwa semuanya memainkan peran sentral terhadap control pembelahan sel. Terkait dengan peran berbagai protonkogen terhadap control pembelahan sel, secara normal gen-gen itu berfungsi pada tingkat rendah, tetapi jika sudah berubah (baca onkogen seluler atau c-onc) maka gen-gen tersebut berfungsi pada tingkat yang tinggi (Tamarin dkk., 1991, dalam Corebima, 2008). Pemahaman tentang peran dari protoonkogen dan onkogen seluler semacam itu juga ditemukan pada Klug dan Cummings, 2000, dalam Corebima, 2008. Dikatakan bahwa dalam rangka meregulasi pembelahan sel, protoonkogen-protoonkogen ataupun produknya harus mengalami inaktivasi (baca sebagai aktivasi pada tingkat yang rendah); dan jika protoonkogen-protonkogen itu secara permanen digiatkan (baca sebagai aktivasi pada tingkat yang tinggi), maka terjadilah pembelahan sel yang tidak terkendali yang berakibat terbentuknya tumor. Lewin (2000) juga menyatakan bahwa protoonkogen-protoonkogen ras dapat diaktifkan oleh mutasi; dikatakan pula bahwa insersi, translokasi, atau amplifikasi dapat mengaktifkan protoonkogen-protoonkogen. Demikian pula, Turner, dkk., (1997, dalam Corebima, 2008) menyatakan bahwa versi normal dari onkogen seluler yang disebut protoonkogen, jika mengalami mutasi maka akan menjadi overaktif; dan karena bersifat overaktif, secara genetic onkogen-onkogen seluler dominan terhadap protoonkogen, dan itulah alasannya bahwa sekalipun hanya satu kopi, tetapi satu-satunya kopi itu sudah mampu membuat perubahan perilaku sel.
Dalam hubungan ini terlihat bahwa satu-satunya alasan dugaan peran protoonkogen terhadap control pembelahan sel, adalah bahwa dari laporan-laporan telaah sebelumnya, onkogen-onkogen dari protoonkogen-protoonkogen terkait memang bersifat onkogenik; dalam arti bahwa onkogen-onkogen itu menimbulkan transformasi pada eksperimen transfeksi. Oleh karena itu memang beralasan kalau Lewin, 2000, dalam Corebima, 2008 menyatakan bahwa kita dapat bertanya tentang aktivitas apa yang dilaksanakan oleh produk-produk protoonkogen dalam sel yang normal, demikian pula tentang bagaimana aktivitas produk-produk protoonkogen yang telah berubah pada sel yang mengalami transformasi. Lebih lanjut dipertanyakan pula, apakah beberapa protoonkogen merupakan regulator perkembangan normal, sebaliknya malfungsi dari protoonkogen itu berakibat terhadap penyimpangan pertumbuhan yang termanifestasi sebagai tumor; bahkan dikatakan lagi bahwa sekalipun kita sudah menyimak beberapa contoh hubungan antara protoonkogen dan fungsi sebagai regulator perkembangan normal, tetapi kita belum memiliki suatu pemahaman yang sistematik terhadap hubungan itu.
Berbagai protoonkogen tampaknya dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok (Gardner, dkk., 1991, dalam Corebima, 2008). Kelompok pertama adalah protoonkogen ysmg mengkode factor pertumbuhan (misalnya c-sis) atau yang mengkode reseptor factor pertumbuhan (misalnya c-fms dan c-erbB). Kelompok kedua adalah protoonkogen yang mengkode protein pengikat GTP yang memiliki aktivitas GTPase (misalnya c-H-ras, c-K-ras dan N-ras). Kelompok protoonkogen ketiga adalah yang mengkode protein kinase, berupa protein kinase yang spesifik tirosin atau yang spesifik serin-threonin. Protookogen pengkode protein kinase spesifik tirosin adalah c-abi, c-fes, c-fgr, c-fps, c-ros, c-src dan c-yes; sedangkan yang mengkode protein kinase spesifik serin-threonin adalah c-mil, c-mos, dan c-raf. Di lain pihak kelompok protoonkogen keempat adalah pengkode protein regulator transkripsi seperti c-fos, c-jun, c-erbA, c-myc, serta mungkin c-myb, dan c-ets.
Pengelompokkan protoonkogen pada somber rujukan lain dapat tidak tepat sama. Satu contoh pengelompokkan yang tidak tepat sama itu ditunjukkan berikut. Berikut ini dikemukakan mekanisme kerja protoonkogen yang diyakini memperlihatkan peran dari gen-gen tersebut terhadap control pembelahan sel eukariot. Paparan tentang peran dari gen-gen terutama didasarkan pada Gardner, dkk, 1991 dalam Corebima, 2008, yang dilengkapi dengan informasi sumber lain. Sebagaimana yang telah dikemukakan, mekanisme kerja dari sebagian protoonkogen (individual maupun kelompok) memperlihatkan perannya yang jelas terhadap control pembelahan sel, tetapi sebagian lainnya kurang jelas.
Gen pengkode factor pertumbuhan seperti protoonkogen sis mengkode sebagian factor pertumbuhan PDGF (platelet-derived growth factor) yang dikeluarkan kalau ada jaringan yang terluka. Dalam hal ini satu dari antara ke dua polipeptida penyusun protein PDGF dikode oleh protoonkogen sis. Seperti diketahui, PDGF hanya berpengaruh terhadap satu tipe sel yaitu sel-sel fibroblast, yang menjadi bagian dari sistem penutupan luka. Hubungan antara PDGF sudah diungkap pada kajian eksperimental; gen PDGF yang telah diklon dimasukkan ke dalam sel fibroblast yang pada keadaan normal tidak membuat PDGF, dan sebagai akibatnya adalah bahwa sel fibroblast itu mengalami transformasi menjadi sel tumor (Russel, 1992, dalam Corebima, 2008). Sebagaimana yang telah dikemukakan, gen pengkode protein reseptor factor pertumbuhan adalah erbB dan fms. Prototip struktur dari produk protoonkogen seperti erbB dan fins yang memiliki aktivitas protein kinase spesifik tirosin intraseluler ditunjukkan pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Bagan Struktur Prototip Reseptor Faktor Pertumbuhan Transmembran yang Memiliki Aktivitas Protein Tirosin Kinase
Peran dari reseptor factor pertumbuhan diduga bersangku-paut dengan transfer signal dari permukaan sel menuju ke inti sel (Gardner, dkk., 1991, dalam Corebima, 2008). Dalam hal ini reseptor tersebut mengikat factor pertumbuhan pada tapak pengikatan yang terdapat di permukaan luar sel. Lebih lanjut reseptor itu mengirim sebuah signal menuju ke tapak tirosin kinase di bagian dalam sel, terutama melalui suatu transisi alosterik. Dampak berikutnya adalah tirosin kinase teraktivasi sehingga menginduksi fosforilasi protein intraseluler utama. Aktivasi tapak tirosin kinase mungkin melibatkan autofosforilasi, karena protein kinase reseptor itu sudah diketahui mengalami autofosforfilasi yang reversibel dari residu tirosin spesifik di dekat ujung COOH dari protein dalam sel.
Protein protoonkogen src maupun produk dari beberapa protoonkogen lain yang masih tergolong sekelompok, juga memiliki aktivitas protein kinase yang spesifik tirosin., sekalipun tidak bersifat transmembran. Protein kinase yang dikode oleh protoonkogen src, sehingga gen itu disebut juga sebagai protoonkogen pp60src (Russel, 1992, dalam Corebima, 2008). Seperti diketahui enzim protein kinase berfungsi mengkatalisasi penambahan gugus fosfat terhadap protein. Terkait protein kinase spesifik tirosin, enzim itu mengkatalisasi penambahan gugus fosfat pada asam amino tirosin yang menjadi komponen protein. Dilaporkan juga bahwa protein yang mengalami fosforilasi pada residu tirosinnya tampaknya bersangkut-paut dengan wujud sitoskeleton (wujud sel yang normal berbeda dari sel yang telah mengalami transformasi), serta dilibatkan pula pada proses glikolisis. Protein-protein itu berasosiasi dengan permukaan sitoplasmik dari membrane plasma. Protein-protein kinase itu juga terlibat dalam transduksi signal, tetapi signal apa yang direspon maupun bagaimana transmisinya belum diketahui, sekalipun sangat beralasan untuk menduga bahwa fosforilasi target protein intraseluler yang utama juga merupakan cara kerja produk-produk protoonkogen itu.
Sebagaimana yang telah dikemukakan, onkogen-onkogen (termasuk protoonkogen) ras adalah gen pengkode protein pengikat GTP yang memperlihatkan aktivitas GTPase, dan yang mungkin analog dengan protein G. Lewin (2000, dalam Corebima, 2008) menyatakan bahwa produk protoonkogen ras adalah protein pengikat nukleotida berbasa guanine yang monomerik, yang aktif bilamana berikatan dengan GTP, sedangkan menjadi tidak aktif jika berikatan dengan GDP. Turner dkk., (1997, dalam Corebima, 2008) juga menyatakan bahwa protein produk protoonkogen normal berikatan dengan GTP jika teraktivasi, dan menjadi tidak teraktivasi oleh aktivitas GTPase sendiri; sebaliknya pada onkogen ras (yang sudah mengalami mutasi titik) aktivitas GTPase terhambat, sehingga protein produk onkogen terus aktif.
Produk dari protoonkogen jun dan fos sudah diketahui merupakan komponen protein inti dan berperan sebagai activator dari proses transkripsi gen. Protein produk dari protoonkogen jun dikenal seba factor transkripsi AP-1 (Gardner, dkk., 1991, dalam Corebima, 2008). Protein itu pertama kali diidentifikasi sebagai suatu factor di dalam inti yang dibutuhkan untuk transkripsi yang diinduksi oleh senyawa penyebab tumor tertentu. Faktor transkripsi AP-1 atau yang disebut juga sebagai pjun sudah diketahui secara spesifik berikatan pada elemen enhancer genom virus SV40 maupun pada enhancer gen HA metallothionein manusia. Tapak pengikatan pjun sudah diketahui pula memiliki urut-urutan consensus TGACTCA. Lebih lanjut bahkan saat ini sudah diketahui pula bahwa produk protoonkogen fos ternyata membentuk suatu kompleks yang kuat dengan produk protoonkogen pjun.
Protein produk dari protoonkogen-protoonkogen itu kaya akan asam amino leusin, yang mempunyai potensi untuk membentuk daerah-daerah heliks α yang memiliki rantai samping menjulur keluar dari permukaan heliks yang sama pada interval-interval yang beraturan. Protein-protein semacam itu diduga berinteraksi dengan cara membentuk apa yang disebut sebagai ritsleting leusin atau "leucine zipper".
Gambar 2.6 Interaksi antara pjun dan pfos
Readmore »»

Sabtu, 05 Maret 2011

10 Dinosaurus Bertanduk Paling Menakjubkan

Dinosaurus merupakan hewan pra sejarah yang sangat populer. Para Ilmuwan memperkirakan jutaan tahun yang lalu, bumi ini dipenuhi oleh hewan-hewan raksasa yang luar biasa.

Namun, kemudian punah, dengan berbagai teori, ada yang mengatakan karena adanya meteor raksasa yang menabrak bumi dan memusnahkan dinosaurus itu.

Dari berbagai jenis fosil Dinosaurus, ada suatu spesies Dinosaurus yang sangat spektakuler dan terkenal, yaitu ceratopsoans, Dinosaurus bertanduk.

Salah satu jenisnya adalah Triceratops, Dinosaurus bertanduk yang paling terkenal karena sering muncul di berbagai film dinosaurus. Berikut ini ada 10 Jenis Dinosaurus bertanduk yang sangat luar biasa.


1. Kosmoceratops
Salah satu Dinosaurus yang terakhir ditemukan fosilnya ini kami tempatkan pada urutan pertama. Karena Kosmoceratops ini memiliki sedikitnya 13 tanduk di kepalanya (15 jika menghitung tanduk pada rahangnya.).


Ilmuwan menamakannya “Dinosaurus paling cantik” karena hiasannya yang sangat banyak. Tanduk-tanduk yang ada di bagian depan wajahnya adalah tanduk yang tidak terlihat untuk menyerang, tapi lebih digunakan untuk menakuti predator dan saingannya.

Dinosaurus ini diperkirakan hidup di Amerika Utara, Fosilnya ditemukan di Utah, negara bagian di Amerika barat.

2. Coahuilaceratops
Coahuilaceratops magnacerna sangat mirip dengan Pentaceratops, jenis Dinosaurus paling terkenal yang telah disebutkan di awal.

Fosil dinosaurus ini ditemukan di sebelah utara Meksiko, Coahuila. Dia memiliki sebuah tanduk di atas hidungnya, dan sepasang tanduk di bagian atas yang merupakan tanduk terbesar diantara dinosaurus bertanduk lainnya.


Panjangnya kira-kira 1.5 meter. Nama sebutannya (magnacuerna horns berarti tanduk besar). Walaupun ada yang memperkirakan beratnya hingga 12 ton (2 kali berat T-rex), namun sebenarnya beratnya hanya sekitar 5 ton, seukuran gajah dengan panjang 7 meter.

Hal ini dijelaskan pada tahun 2010 ini, yang merupakan salah satu tambahan keterangan tentang ceratopsian ini.

3. Rubeosaurus
Rubeosaurus dulunya dimasukan pada spesies Styracosaurus. Ukuran tanduk pada rumbainya lebih kecil dari Styracosaurus, tetapi tanduk di hidungnya sangat besar, sehingga sangat pantas disebut sebagai senjata yang sangat berbahaya.


Tidak seperti tanduk pada Badak, yang secara keseluruhan terbuat dari keratin (protein penyusun rambut dan kuku), Rubeosaurus, dan kebanyakan ceratopsians, tersusun atas sel tulang penuh, yang dilapisi oleh keratin.

Keratin biasanya tidak bisa menjadi fosil, sehingga diperkirakan tanduk ceratopsians ini lebih panjang dan tajam pada saat dia masih hidup dari pada fosil nya yang telah ditemukan.

Sayangnya, tanpa lapisan keratin yang tersisa, tidak mungkin ukuran sebenarnya dapat diperkirakan. Bagian tanduk unik dari Rubeosaurus ini adalah tanduk yang ada di bagian atas rumbainya. Terdapat sepasang tanduk yang saling bertemu, sehingga membentuk segitiga.

4. Diabloceratops
Diabloceratops berarti “wajah setan bertanduk”. Fosilnya ditemukan di Utah. Dinosaurus ini memiliki tanduk pada hidung yang kecil., tetapi tanduk pada keningnya sangat besar, dan tanduk yang ada di rumbainya jauh lebih besar lagi.


Keempat tanduknya itu, dengan dua buah tanduk yang ada di keningnya, membuat penampilannya sangat aneh, sangat berbeda dengan dinosaurus lain yang pernah ditemukan.

Diabloceratops diperkirakan sebagai dinosaurus bertanduk yang primitif, karena memiliki beberapa persamaan anatomi dengan protoceratosids.

Rahangnya sangat padat dan kuat, serta tanduk dan tubuhnya sangat kokoh, sehingga diperkirakan dinosaurus ini menggunakannya untuk melawan predator yang mengancam mereka.

5. Einiosaurus
Fosil Einiosaurus ditemukan pada tahun 1985, dan diberi nama pada tahun 1995. Namanya berarti “Kadal bison”. Walaupun sangat dekat dengan Styracisaurus, dia memiliki tampilan yang berbeda.


Dia hanya memiliki dua tanduk yang panjang dan lurus di rumbai kepalanya, dan sebuah tanduk aneh, “pesek”, dan melengkung ke depan di atas hidungnya, sehingga terlihat seperti pembuka botol.

Walaupun tanduk di bagian hidungnya tidak terlihat sebagai senjata yang efektif, tapi tanduk lurus yang ada di rumbainya mungkin digunakan untuk bertahan dari berbagai karnivora, salah satunya mencegah serangan pada punggungnya.

Seperti Pachyrhinosaurus, Einiosaurus diketahu hidup di habitat yang luas. Fosil dinosaurus ini ditemukan di daerah Montana.

6. Styracosaurus
Walaupun dinosaurus ini salah satu dinosaurus klasik dan telah diketahui sejak tahun 1913, Styracosaurus telah menjadikan dirinya sebagai salah satu ceratposians yang spektakuler.


Dia memiliki sebua tanduk yang panjang dan berbahaya di bagian moncongnya, dan enam tanduk lainnya di bagian rumbainya (sehingga ia diberi nama yang artinya reptile berduri).

Dinosaurus ini terlihat sangat menakutkan, sehingga dimungkinkan banyak predator yang tidak berani untuk secara langsung berhadapan dengan dinosaurus ini. Dinosaurus ini panjangnya sekitar 5,5 meter dengan berat sekitar 3 ton. Fosilnya ditemukan di Kanada.

7. Pentaceratops
Pentaceratops sering dikatakan memiliki tulang tengkorak terbesar dari semua hewan darat (walaupun meungkin Torosaurus dan Eotriceratops mampu menyainginya). Namanya berarti “Muka bertanduk lima”.


Sebenarnya mungkin ada salah perhitungan dan perkiraan, karena kedua tanduk yang ada, sebenarnya merupakan tulang epujugal (seperti duri yang timbul dari tulang dekat matanya) yang banyak dimiliki ceratopsians, tapi ukurannya sangat besar pada Pentaceratops ini. Rumbainya memiliki dua lubang atau “fenestrae” yang dilapisi oleh kulit ketika masih hidup.

Para ahli Paleontology yakin bahwa kulit ini berwarna cerah dan digunakan untuk menakuti predator dan menantang saingan dalam spesies yang sama.

Bahkan ada yang berspelulasi bahwa mereka mampu mengganti warna dan corak dari kulit ini seperti bunglon. Dinosaurus ini ditemukan di Meksiko, dengan panjang 8 meter dan berat 5,5 ton.

8. Medusaceratops
Ceratopsian ini memiliki bentuk tanduk melengkung yang aneh di bagian rumbainya. Tanduk ini panjangnya sekitar 7 meter. Dinosaurus ini sebelumnya dinamakan Albertaceratops, namun pada tahun 2010 namanya telah diganti dengan nama Ceratopsian .


Medusaceratops berarti “wajah medusa bertanduk”, karena tanduknya yang bengkok mirip dengan Medusa, tokoh wanita berambut ular dari mitologi Yunani kuno. Dinosaurus ini ditemukan di Montana Amerika barat, dan diperkirakan hidup sekitar 77 juta tahun yang lalu.

9. Pachyrinosaurus
Namanya berarti “reptile berhidung tebal”, karena selain memiliki tanduk yang dimiliki oleh kabanyakan ceratopsians, makhluk ini memiliki tulang aneh yang tumbuh di bagian depan, yang terlihat seperti telah terpotong karena sebuah perkelahian.


Mereka juga memiliki tanduk dan duri di bagian rumbainya dan memiliki sebuah tanduk aneh yang berada di belakang matanya. Ukuran dan bentuk dari ornamen-ornamen itu berbeda-beda pada setiap individu, dan mungkin membantu mereka untuk mengenal satu sama lain.

Banyak fosil yang ditemukan teridiri dari berpasang- pasang individu dengan satu individu muda dan dewasa. Ini menunjukan bahwa dinosaurus ini hidup berkelompok. Hewan ini berukuran cukup besar, panjangnya mencapai 8 meter dan beratnya sekitar 4 ton.

10. Eotriceratops
Eotriceratops ini dinamakan pada tahun 2007, yang berarti “Triceratops awal”, karena mirip dengan Triceratops tapi hidup jutaan tahun sebelumnya. Sejak Triceratops terkenal, tampilan Eotriceratops (rumbai yang khas, dua buah tanduk di bagian mata dan sebuah tanduk di bagian hidung) menjadi sangat familiar.


Tapi ada satu hal yang membuat dinosaurus ini spesial, yaitu ukurannya. Dia adalah Ceratopsian terbesar yang pernah ada, berdasarkan penelitian para ahli paleontology, dilihat dari ukuran tulang tengkoraknya yang sepanjang 3 meter dan sama beratnya dengan sebuah mobil.

Hewan ini dimungkinkan memiliki panjang sekitar 9-10 meter dan beratnya melebihi Tyranosaurus rex. Dinosaurus ini hidup di Kanada 68 tahun yang lalu.

Sumber :
gambarkeren.info Readmore »»